Ekspresi Cawalkot Tegang
Diskusi soal Ekonomi dan Pendidikan Mengemuka CIREBON - Beragam ekspresi ditunjukkan calon wali kota (cawalkot) dan pasangannya dalam acara debat kandidat yang digelar KPU Kota Cirebon di studio III RCTV, tadi malam (18/2). Semua cawalkot nampak tegang. Mereka pun melakukan berbagai hal guna menutupi ketegangan. Pukul 20.00 WIB, studio RCTV di Jalan Perjuangan Nomor 9 Kota Cirebon sudah dipenuhi pendukung empat dari lima pasang peserta pilwalkot yang hadir. Pasangan nomor urut 5 (lima), Sultan Saladin dan Heru Cahyono, tidak dapat mengikuti debat kandidat tersebut. Diwakili Ketua Timses Ir Wawan Wanija, pasangan SAE berjanji akan hadir dalam kesempatan debat kandidat kedua pada 20 Februari nanti. Panelis terdiri dari lima orang dengan latar belakang berbeda. Ada DR H Eman Suryaman MM, Prof DR H Djalil Idris Saputra MM, Ir Sunoto MM, DR Oding Djunaedi MH, dan DR Siti Fatimah MHum. Berbagai aspek dipertanyakan, mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, budaya, hingga akhlak. Pengamatan Radar, saat acara debat berlangsung pasangan nomor urut 1 (satu) Bamunas Setiawan (Oki) tampak tegang dan sesekali melihat jam tangan. Calon wakilnya, Priatmo Adji memilih menyilangkan tangan kiri ke belakang, sementara tangan kanan memegang podium. Pasangan nomor urut 2 (dua) Ano Sutrisno juga terlihat tegang dengan sesekali membetulkan letak kacamata. Begitupun pasangannya, Nasrudin Azis yang selalu mengunyah permen karet untuk mengurangi ketegangan. Pasangan nomor urut 3 (tiga), Ayi Nadjib terlihat menggigit ujung jari manisnya ke mulut. Begitujuga dengan pasangannya Azrul Zuniarto yang tidak juga bisa menutupi rasa tegang. Sementara pasangan nomor urut 4 (empat) H Sofyan, terlihat selalu memainkan jari-jemarinya. Berbagai pertanyaan dari panelis, dicatat dengan rapi oleh seluruh pasangan. “Janji-janji sangat mudah. Mewujudkannya sulit. Ini yang harus dilaksanakan. Janji malam ini menjadi catatan sampai akhirat,” ujar salah seorang panelis, Sunoto, mewakili kesimpulan dan saran lima panelis. BP Terkejut Dapat Undian Masalah PKL Pasangan Sae Absen, Sofyan Tak Ditemani Sunarko CIREBON - Debat kandidat calon wali kota sudah digelar di studio 3 RCTV kemarin malam. Namun sayangnya, dari lima pasangan calon, pasangan nomor urut 5, Mohamad Saladin-Heru Cahyono tidak dapat menghadiri kegiatan tersebut. Begitu juga dengan calon wakil wali kota Cirebon nomor urut 4, H Sunarko Kasidin. Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar, H Sunarko Kasidin tidak bisa mengikuti kegiatan lantaran sedang sakit. Sementara pasangan nomor urut 5 tidak bisa hadir lantaran memiliki kegiatan di salah satu keraton dan menyambut Prabowo Subianto. Debat kandidat dimulai tepat pukul 20.00 WIB dan disiarkan secara langsung di RCTV. Segmen awal dimulai dengan penyampaian visi misi, di mana masyarakat disajikan dengan pemutaran slide visi misi calon wali kota, berikut juga penyampaian lebih lanjut oleh calon yang bersangkutan dengan durasi 2 menit. Menghadirkan 5 panelis, yakni ketua PWNU, Eman Suryaman, Akademisi IAIN Syekh Nur Jati Siti Fatimah MHum, Rektor Untag Prof Jalil Idris, pengamat ekonomi yang juga pengusaha Ir Soenoto dan Akdemisi Unswagati Dr Oding Djunaedi SH MH. Di segmen berikutnya, panelis mengundi calon wali kota yang akan ditanya. Masing-masing panelis menanyakan seputar bidangnya masing-masing mulai tentang investasi, lahan sarana olahraga, kesehatan, kekerasan pada anak dan perempuan, pluralitas dan lainnya. Kemudian dilanjutkan dengan jawaban atas sejumlah cuplikan masalah yang sudah dirangkum oleh panitia. Calon wali kota, Bamunas S Boediman yang identik dengan Grage Mall dan penggusuran PKL yang dilakukan beberapa tahun silam, dalam undian justru mendapatkan cuplikan permasalahan terkait PKL. Sontak hal itu mengundang respons menarik dari masing-masing tim sukses. Ada yang berteriak bahkan tepuk tangan saat mengetahui bahwa Bamunas mendapatkan pertanyaan itu. Ada juga yang berkomentar bahwa pertanyaan itu cocok untuk pasangan BP. Dalam kesempatan itu, Oki menilai, untuk menyelesaikan permasalahan PKL, yang terpenting adalah tersedianya lahan. Ke depan, bila pihaknya menjadi wali kota terpilih, Oki berjanji akan menyediakan lahan untuk para pedagang. “Pengguna jalan juga harus mendapatkan haknya, maka dari itu nanti kami akan sediakan lahan untuk para pedagang,” lanjutnya. Pedagang pun harus mendapatkan porsi yang cukup karena hal ini berkaitan dengan nafkah atau income masyarakat. Sementara itu, dalam undian, pasangan Ano-Azis mendapatkan pertanyaan terkait korupsi. Ano menilai, transparansi yang menjadi kunci utama untuk pemberantasan korupsi. Pembinaan terhadap aparat juga harus dilakukan. “Yang pertama dan utama yang harus dilakukan adalah transparansi pada masyarakat, agar mereka juga bisa mengawasi,” lanjutnya. Menariknya, saat Ano meminta pasangannya, Nasrudin Azis untuk memberikan tambahan terkait jawaban atas permasalahan yang ada, mantan sekretaris daerah Kota Cirebon itu justru memanggil Azis bukan sebutan nama, melainkan Pak Ketua. “Silakan Pak Ketua,” tuturnya. Panggilan Pak Ketua memang sering digunakan untuk memanggil sosok Drs Nasrudin Azis, lantaran Azis menjabat sebagai ketua DPRD Kota Cirebon. Sementara pasangan Ayi Nadjib dan Azrul, menanggapi permasalahan terkait pelayanan air bersih. Menurutnya, kenaikan tarif air minum dirasa tidak diperlukan, karena sebenarnya, debit air Kota Cirebon memungkinkan hingga 1.080 liter per detik. “Saat ini yang terpakai hanya 860 liter per detik, sementara masih memungkinkan hingga 1.080 liter. Hal ini yang akan kami maksimalkan. Termasuk nantinya akan membangun penampung air yang baru,” bebernya. Untuk H Sofyan yang mendapatkan permasalahan terkait banjir mengatakan, titik-titik rawan banjir bisa ditetapkan sehingga dari situlah bisa dilakukan pencegahan. Memasuki segmen terakhir, calon wali kota bertanya pada calon lainnya. Pasangan BP bertanya pada pasangan Ano-Azis terkait penanggulangan bencana, pasangan Ayi Nadjib-Azrul bertanya tentang sumber mata air baru pada pasangan BP, pasangan Sofyan-Sunarko menanyakan terkait pengembangan sarana olahraga dan prestasi pada pasangan Ano Azis dan pasangan Ano-Azis bertanya pada pasangan SS terkait pluralisme. Salah satu panelis, Ir Soenoto menilai, semua pasangan calon wali kota memiliki semangat yang sama, yaitu untuk membangun Kota Cirebon. Hanya saja, yang disayangkan, sistem penyelesaian masalah yang ada tidak disampaikan dalam debat kandidat tadi. Dia menilai, penjelasan seluruh calon yang hadir dalam kegiatan tersebut masih secara makro dan normatif. Belum pada tahap aplikatif dan praktis. “Yang disampaikan tadi masih sebatas wacana dan normatif. Belum praktis dan aplikatif, mereka belum menjelaskan secara detail dan sifatnya hanya makro. Lebih mirip dengar pendapat,” jelasnya. Yang jelas, kata dia, dalam setiap permasalahan yang ada, haruslah dibangun sistem yang baik, komprehensif, berintegrasi, professional, proporsional dan produktif. Senada, panelis lainnya, Prof Djalil Idris pun menilai yang dibahas dalam debat tadi barulah sebatas wacana dan diharapkan bisa diimplementasikan bila memang sudah terpilih nanti. “Yang terpenting nanti adalah amanah dan komitmen dalam memimpin, sehingga visi misi yang diungkapkan tadi tidak hanya sebatas wacana, namun juga aplikatif,” tukasnya. (kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: