Sebagian PAUD Tutup
Masa Kadisdik (alm) Dedi Windiagiri, 240 Guru PAUD Dapat Honor KESAMBI - Cukup miris bila pada masa kepemimpinan Kadisdik Drs H Anwar Sanusi, jumlah guru PAUD yang menerima honor hanya 86 dari total 420 guru yang mengabdi. Padahal pada masa Kadisdik (alm) Drs Dedi Windiagiri tahun 2010, 240 guru PAUD menerima honor dari total 360 guru. Demikian dijelaskan Ketua Forum Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kota Cirebon, Iin Indra Nuraeni SSIng MPd. “Waktu zaman almarhum Pak Dedi, guru PAUD ada 360. Sekitar 240 guru dapat honor. Kabid PNFI waktu itu Ibu Ani Sunarti. Saat sekarang berubah menjadi 96 guru (yang dapat honor, red), kami juga sempat kaget,” tuturnya saat ditemui di PAUD Pelita Bunda daerah Larangan, Selasa (19/2). Bahkan karena guru yang mendapat honor makin sedikit, lanjut Iin, kini beberapa PAUD memilih tidak beroperasi. Sepengetahuan dirinya, tiga PAUD di Kecamatan Pekalipan, dua PAUD di Kecamatan Kejaksan dan tiga PAUD di Kecamatan Harjamukti memilih tutup sebab kekurangan biaya. “Akibat makin sedikit yang dihonor, banyak PAUD yang tutup. Ada yang bertahan dengan cari dana keluar, bahkan ada juga yang mati suri seolah hidup segan mati tak mau,” tuturnya. Karena hanya 96 guru PAUD yang mendapatkan honor, sambung Iin, tidak jarang guru yang mendapatkan honor berbagi dengan rekannya. Dia mencontohkan, bila dalam satu PAUD ada dua guru yang mendapatkan honor, sementara total guru yang ada 10 orang, maka honor dua guru tersebut dibagi rata untuk 10 orang. “Atas kebaikan teman-teman, ya dibagi rata ke guru-guru yang tidak dapat. Menerima honornya juga tidak setiap bulan, kadang tiga bulan bahkan enam bulan sekali. Melihat seperti ini saya merasa prihatin, tapi ya mau bagaimana lagi,” ucapnya. Apa tidak ada yang protes? Iin mengungkapkan pada akhirnya mayoritas guru PAUD bekerja atas dasar pengabdian dan ikhlas tanpa mengharap bayaran. Istri anggota DPRD Cecep Suhardiman itu berharap alokasi anggaran untuk bidang PNFI bisa lebih diperhatikan oleh Dinas Pendidikan. Karena di bidang PNFI, khususnya PAUD menjadi garda terdepan dalam mencetak generasi muda. Salah satu guru PAUD, Dian Suwarni menuturkan, tahun lalu dirinya mendapatkan honor guru PAUD. Namun tahun ini, karena digunakan sistem gilir, dirinya tidak lagi menerima honor. “Ya dari dulu kalau dapat memang dibagi rata ke yang lain, tapi saya sih ikhlas saja, modalnya sabar, jujur dan tawakal saja,” ucapnya. Kadisdik Kota Cirebon, Drs Anwar Sanusi membantah bila pihaknya menganaktirikan bidang pendidikan nonformal dan informal (PNFI) dari segi anggaran. Dihubungi melalui sambungan telepon, kemarin, Anwar mengatakan alokasi anggaran tiap bidang sudah dilakukan secara merata, termasuk untuk bidang PNFI. “Itu kata siapa tidak merata? Anggaran sudah kami bagi sesuai dengan kebutuhan di masing-masing bidang. Tidak ada yang dianaktirikan, atau yang dianakemaskan. Semuanya sama penting,” jelasnya. Terkait anggaran honor guru PAUD yang hanya meng-cover 96 guru, Anwar tidak mau berkomentar lebih jauh. Dia justru meminta wartawan koran ini untuk menanyakan hal tersebut pada kepala bidang yang bersangkutan. “Itu bisa tanyakan langsung pada bidangnya,” katanya coba menghindar. (kmg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: