Redam Fluktuasi Rupiah, Begini Langkah BI Tekan Ketidakpastian Perekonomian Global
Reporter:
Dian Arief Setiawan|
Editor:
Dian Arief Setiawan|
Rabu 01-08-2018,06:42 WIB
Guna mengantisipasi ketidakpastian perekonomian global, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) telah melakukan asesment dan mitigasi terhadap berbagai potensi risiko yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan, di bidang moneter, BI akan memperkuat bauran kebijakan moneter dan makroprudensial dalam menjaga daya tarik pasar keuangan domestik sekaligus menjaga momentum pemulihan ekonomi.
\"Suku bunga kebijakan BI 7 days repo rate dinaikkan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 5,25 persen pada 29 Juni 2018. Sementara pelonggaran LTV dilakukan untuk mendorong sektor perumahan,\" ujarnya dalam konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (31/7).
Dia melanjutkan, bank sentral juga terus melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar dengan tetap menjaga nilai fundamentalnya. Rupiah saat ini tercatat Rp 14.420 per USD atau melemah 6 persen year to date.
Di bidang fiskal, Kementerian Keuangan akan meningkatkan kinerja APBN baik dari sisi pendapatan negara, belanja negara maupun pembiayaan anggaran. Sampai dengan semester I 2018, pendapatan negara dan hibah mencapai 44 persen dari target APBN 2018. Angka itu lebih tinggi dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 41,5 persen.
\"Capaian tersebut ditopang oleh penerimaan perpajakan yang tumbuh 14 persen year on year dibandingkan semester I 2017,\" kata Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sementara itu realisasi belanja negara mencapai 42,5 persen dari target APBN 2018, lebih tinggi dibandingkan 41,9 persen pada periode yang sama tahun 2017.