Nining Mahasiswi Asal Kuningan Korban Tsunami Palu Ada Harapan Ditemukan

Nining Mahasiswi Asal Kuningan Korban Tsunami Palu Ada Harapan Ditemukan

KUNINGAN – Tekad kuat Siti Fatimah untuk mencari keberadaan anaknya, Nining Khoiriyah yang merupakan mahasiswi Universitas Taduloko Palu, mulai menemukan titik keberhasilan. Fatimah mengabarkan tanda-tanda anaknya masih hidup dan selamat dari musibah gempa dan tsunami di Sulteng, semakin nampak. Melalui sambungan telepon selulernya saat menghubungi Radar Kuningan, Senin (22/10), Fatimah mengatakan saat ini dia bersama suami masih mencari keberadaan sang anak di wilayah Palu Sulawesi Tengah. Ia tinggal di rumah saudaranya di Jalan RE Martadinata Kelurahan Tondo Kecamatan Mantikulore, Kota Palu. Rumah tersebut merupakan juga tempat tinggal Nining. “Saya sekarang masih di Palu, masih mencari anak saya, belum diketahui pasti keberadaannya. Tapi sudah ada tanda-tanda dia selamat, ada lagi yang bilang melihat dia,” kata Fatimah. Fatimah menceritakan, Minggu (21/10) kemarin, bersama teman-teman Nining terus melakukan pencarian dan berbagi tugas sambil membawa foto-foto Nining. Fatimah bersama suami berkeliling ke tempat-tempat pengungsian di daerah gunung yang saat ini masih dipenuhi para pengungsi. Sedangkan teman-teman Nining melakukan pencarian di lokasi-lokasi wilayah Kota Palu. “Saya kan nyarinya ke gunung, karena di sana masih banyak tempat pengungsian. Terus saya membawa foto-foto anak saya juga. Nah, kalau anak-anak, temannya Nining, mereka mencarinya ke kota, ada juga kan lokasi pengungsian di kota,” tuturnya. Singkat kata, lanjut Fatimah, diperoleh informasi dari sejumlah orang bahwa Nining sempat juga terlihat keberadaannya di Pondok Pesantren SIS Aljufri Alkhaerat Palu. Mengingat selama ini Nining juga aktif dan sering berada di ponpes tersebut. Informasi tersebut menjadi pertanda yang terang atas keselamatan Nining yang sudah lama dicari ibunya sejak gempa dan tsunami menimpa Sulteng beberapa waktu lalu. “Ada ibu-ibu ngobrol dengan teman anak saya, katanya melihat anak perempuan yang seperti difoto (Nining, red) di seputaran Masjid Pesantren SIS Aljufri Alkhaerat. Terus, kata teman anak saya yang bercerita kepada saya, awalnya ia tidak terlalu menggubris ibu-ibu itu, tapi ketika anak-anak mau pulang, ibu-ibu itu memanggil lagi dan bertanya bukannya anak itu yang ada tahi lalat di pipi kirinya? Dijawab iya oleh anak-anak. Ibu-ibu itu langsung bercerita lagi katanya iya benar melihat anak itu karena ada tahi lalatnya di pipi kiri,” tuturnya lagi. Untuk memastikan informasi tersebut, Fatimah pun langsung beranjak menuju Ponpes SIS Aljufri Alkhaerat Palu. Di sana ia masuk ke pondok putri dan mencari kepastian informasi terkait keberadaan anaknya itu. Keterangan yang sama juga disampaikan beberapa penghuni pondok yang sempat melihat Nining. Bahkan keterangan berikutnya disampaikan pimpinan Ponpes SIS Aljufri Alkhaerat Palu, Habib Hasan, yang menasihati Fatimah bersabar dan tetap optimis Nining bisa ditemukan. “Makanya kemarin saya langsung menuju ke Alkhaerat, lalu ketemu di pesantren putri, saya ngobrol di situ. Lalu saya juga ketemu dengan Habib Hasan di sana. Saya lihatin foto-foto anak saya. Kata Habib, ini anak kayaknya enggak asing, sering di sini kadang seminggu, kadang dua mingguan. Jadi, kata Habib itu, insya Allah ini anak selamat, tapi nggak tahu ada di mana sekarang. Cuma sampai sekarang saya belum ditelpon lagi, enggak tahu gimana kabarnya,” ujar Fatimah. Bersama suami dan saudaranya (bibinya Nining) Fatimah bersama suami kini tinggal di Jalan RE Martadinata Kelurahan Tondo, Kecamatan Mantikulore, Palu. Tempat tersebut juga merupakan tempat di mana anaknya selama ini tinggal. Fatimah menyebut, saat ini Palu sedang dilanda musim hujan hampir setiap hari. Sampai-sampai ada daerah yang terisolasi karena terkena longsor, bahkan beberapa kali juga masih ada gempa. “Tadi pagi (kemarin, red) jam sembilanan masih ada gempa. Semalam juga ada daerah yang longsor karena sekarang di sini hujan terus. Yang kena longsor juga sekarang terisolasi, enggak bisa keluar, cuma pakai helikopter. Makanya dari kampung juga sering telepon, hati-hati katanya. Tadi juga Pak Bupati nelepon ke saya, saya mau bilang persediaan berkurang tuh enggak enak sama beliau. Gak apa-apa, cukup di sini mah, saya juga dapat kebagian jatah beras sama mi sedus,” terang Fatimah. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: