Lulusan Pelaut Minim, Mahkamah Pelayaran Prihatin

Lulusan Pelaut Minim, Mahkamah Pelayaran Prihatin

CIREBON-Ketua Mahkamah Pelayaran Kementerian Perhubungan RI Capt Arifin Soenardjo merasa prihatin dengan minimnya lulusan pelaut di wilayah Cirebon. Padahal menurutnya, Cirebon memiliki kondisi geografis yang memungkinkan untuk meciptakan pelaut-pelaut andal. Hal tersebut diungkapkan Arifin usai menjadi Inspektur Upacara Wisuda Perwira ANT/ATT, Kenaikan tingkat angkatan XXX,XXXI dan Taruna/i angkatan XXXII SMK Pelayaran Buana Bahari tahun ajaran 2018-2019 di halaman sekolah SMK Buana Bahari Desa Beber Kecamatan Beber Kabupaten Cirebon, Sabtu (3/11). “Wilayah Cirebon ini memiliki laut yang membentang sepanjang 7 kilometer, mempunyai pelabuhan dan memiliki beberapa dok namun tidak memiliki Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni seperti belum banyaknya minat masyarakat untuk menjadi pelaut,” ujarnya di hadapan orang tua taruna-taruni. Padahal, kata Arifin, pemerintah pusat sudah membuat regulasi agar sekolah-sekolah dapat menciptakan pelaut-pelaut yang andal. Seperti SMK Pelayaran Buana Bahari Beber Kabupaten Cirebon yang sebelumnya berada di wilayah Majasem Kota Cirebon. “Untuk menciptakan lulusan pelaut yang andal, pemerintah pusat sudah membuat regulasi yang memudahkan agar sekolah-sekolah dapat menciptakan pelaut yang handal dan memberikan bantuan kepada sekolah sarana dan prasarana sesuai dengan standart international. Hari ini baru petama kalinya saya mewisuda pelaut-pelaut andal,” ucapnya. Dia menambahkan, seperti di negara Asia lain, Filipina, profesi sebagai pelaut ini sudah menjadi penyumbang devisa negara yang besar bukan lagi mengirimkan tenaga-tenaga kerja yang tidak mempunyai keahlian khusus sehingga dibayar murah oleh negara pengguna. “Di Filipina, peluat itu menjadi sumber devisa bagi negara yang terbesar. Di kalangan negara-negara maju, pelaut-pelaut dari Filipina sangat mendominasi bekerja di kapal-kapal pesiar, kapal kargo atau kapal-kapal lainnya,” tandasnya. Di tempat yang sama, Kepala Sekolah SMK Buana Bahari Beber Astuti AR menjelaskan, lulusan dari sekolahnya berbeda dengan lulusan sekolah lainnya. Di SMK Pelayaran Buana Bahari taruna-taruni dipersiapkan untuk bekerja di kapal niaga bukan di kapal penangkap dan pengolah hasil laut. “Kita mempersiapkan taruna-taruni untuk bekerja di kapal niaga, seperti kapal pesiar, cargo, tangker, kapal penumpang dan sebagainya, bukan sebagai crew di kapal tangkap ikan atau industry pengolahan sejeinsnya,” kata Astuty. Untuk saat ini, jelas Astuti, SMK Pelayaran Buana Bahari mewisuda sebanyak 48 taruna-taruni yang sebagian besar langsung bekerja di kapal-kapal muat penumpang di berbagai daerah sesuai dengan keahliannya. Karena kurikulum di SMK Pelayaran Buana Bahari lebih banyak praktik dibanding teorinya. “Alhamdulillah, peserta wisuda tahun ini sebagian besar perwiranya sudah langsung bekerja. Sebagai kepala sekolah tentunya sangat bangga lulusan  SMK Pelayaran Buana Bahari banyak yang bekerja,” pungkasnya. (sam)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: