Sebenarnya SMK Mundu dan Perjuangan Berhubungan Baik

Sebenarnya SMK Mundu dan Perjuangan Berhubungan Baik

CIREBON-Pihak sekolah tak pernah menginginkan anak didiknya terlibat tawuran. Apalagi terjadi hampir setiap hari. SMK negeri di wilayah Mundu, Kabupaten Cirebon, atau juga SMK negeri di Jalan Perjuangan, Kota Cirebon, sebenarnya punya hubungan yang baik. Sudah saling koordinasi. Pembina OSIS dari SMK negeri di Mundu yang siswanya melakukan penyerangan, Endang Setiawati, mengatakan pihaknya kecolongan karena saat ini sedang tidak banyak kegiatan di sekolah. Usai Penilaian Akhir Semester (PAS) - sebelumnya disebut UAS - siswa bebas. Sedangkan guru tengah rapat, mengikuti penilaian dan evaluasi kinerja kepala sekolah. “Segera kami akan berkoordinasi dengan pihak sekolah tersebut. Sebetulnya kami ini sudah ngobrol, sepakat saling silaturahmi dan berkomunikasi,” katanya. Terkait tawuran, dia mengatakan ini merupakan masalah lama. Menurutnya, aksi tersebut terjadi karena siswanya merasa sakit hati karena kerap menjadi korban. “Setiap pulang mereka dihadang dan diberhentikan. Bahkan ada siswi kami yang diberhentikan di jalan dan mendapatkan perlakuan kasar siswa sekolah yang berada di Jalan Perjuangan tersebut. Saya pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri, anak kami dikejar-kejar. Padahal dia sendirian dan tidak gerombolan,\" katanya saat ditemui di sela menenangkan siswanya di salah satu tempat di Sunyaragi. Pun ketika siswa pulang dengan menumpang kendaraan umum. Siswa kerap dilempari batu, sehingga banyak kendaraan umum yang tidak mau mengangkut mereka pulang. \"Kalau yang naik motor pernah sampai luka di kepala dan harus dirawat di rumah sakit. Sehingga mereka marah dan begini akhirnya,\" katanya. Pihaknya juga sempat berusaha mencegah aksi tersebut. Sekolah sempat meredam kemarahan siswa dengan berjanji akan menyelesaikan masalah itu dengan cara kelembagaan. “Tidak tahu akhirnya mereka ke sini (ke Jalan Perjuangan, red) mereka mempertanyakan masalah itu. Kita juga menyesalkan,” tutur Endang. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah dengan menggelar kegiatan bersama. Khususnya kegiatan ekstrakurikuler. Sehingga mampu menjalin kebersamaan di antara para siswa. “Kalau sudah saling kenal dan dekat, akhirnya terjalin hubungan yang baik. Semoga ke depan segera terrealisasi. Sedangkan siswa yang terlibat tetap akan mendapatkan sanksi sesuai ketentuan. Baik berupa fisik maupun administrasi,” tandasnya. Terpisah, Pembina OSIS dari SMK negeri di Jl Perjuangan, Suwasa, juga mengomentari aksi penyerangan kemarin. Ia mengaku kejadian itu berlangsung saat sebagian siswanya sedang mengikuti kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Tiba-tiba saja ia mendengar adanya keributan. “Kalau awalnya kita tidak tahu, karena kan kita sedang ada acara Maulid Nabi Muhammad SAW. Kegiatan di dalam (sekolah). Terus ada kabar, katanya diserang. Jadi saya tahan agar anak-anak tidak keluar. Tapi ya tetap saja beberapa ada yang ngeladenin,” ujarnya kepada Radar Cirebon. Ia mengaku, pihaknya tidak henti-hentinya melakukan sosialisasi terkait tindakan para siswa yang melakukan tawuran. Bahkan tak segan untuk melakukan tindakan tegas kepada para siswanya yang melakukan kegiatan di luar batas. “Setiap kali ada kesempatan, kita sampaikan. Termasuk yang tadi (kemarin, red) saat kegiatan maulid, juga sudah kita sampaikan. Tapi ya namanya anak-anak banyak. Yang di sini sudah bisa dikontrol, tapi ada beberapa yang emosinya tidak bisa di tahan. Tapi kalau  terbukti ada yang sudah keterlaluan, kita tidak segan memberikan hukuman. Pernah kita skorsing sampai dikeluarkan dari sekolah,” ungkapnya. Suwasa mengaku sebenarnya mereka punya hubungan baik dengan SMK negeri dari wilayah Mundu. “Kalau saya sih tidak menyalahkan siapa-siapa. Dengan sekolah yang di sana (Mundu, red) kita juga hubungannya sangat baik. Kita sering mengundang kalau ada acara. Seperti lomba- lomba selalu kita undang. Begitupun sebaliknya,” kata Suwasa. (day/awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: