Guru Tolak Iuran Gedung PGRI

Guru Tolak Iuran Gedung PGRI

Dianggap Memberatkan, Uang Sertifikasi Dipotong 2,5 Persen PALIMANAN- Perencanaan pembangunan Gedung PGRI Cabang Kecamatan Palimanan ditolak para guru sekolah dasar. Pasalnya, pembangunan gedung tersebut dibiayai dari potongan terhadap gaji dan sertifikasi yang diterima guru. Salah seorang guru SD di Palimanan, SO (45) mengungkapkan, semua guru SD di Palimanan, setiap bulannya akan dikenakan iuran Rp30 ribu selama tiga tahun. Untuk guru yang mendapatkan sertifikasi, akan mendapat potongan 2,5 persen. Khusus untuk kepala sekolah, setiap bulannya akan dikenakan iuran Rp100 ribu selama setahun, sedangkan untuk para siswa SD setiap harinya dianjurkan untuk memberikan sumbangan. \"Dari iuran yang bersifat infak ini sangat memberatkan bagi kami. Makanya kami minta agar rencana infak ini bisa dicabut,\" ujar dia, kepada Radar. Dikonfirmasi terkait pungutan tersebut, Ketua PGRI Kecamatan Palimanan, Drs H Taufiqullah langsung menepisnya. Menurutnya, infak tersebut diperuntukan kepada siapa saja yang peduli pada pembangunan Gedng PGRI. Sebab, Pemerintah Kabupaten Cirebon tidak mengalokasikan anggaran untuk pembangunan. “Anggaran ini berasal dari anggota PGRI Cabang Palimanan beserta simpatisan,” ucapnya. Taufiqullah mengungkapkan, dari 243 guru SD, 29 kepala sekolah dan 6 ribu lebih siswa SD se-Kecamatan Palimanan, tidak ada yang merasa terbebani membayar infak tersebut. Sebab, para anggota PGRI SD ini sebelumnya telah membuat surat pernyataan kemampuan untuk membayar infak. \"Itu tidak benar, sebelumnya kami minta doa dan dukungan mengenai program yang sangat positif demi meningkatkan mutu pendidikan Kecamatan Palimanan. Kalau yang merasa keberatan mari kita musyawarahkan. Kabar itu tidak benar, sebelumnya juga kita telah mengisi surat pernyataan mengenai kesanggupan infak, buktinya sudah bersertifikasi saja banyak kok yang sebulannya hanya sanggup menginfakan uangnya sebesar Rp5 ribu,\" paparnya, didampingi Wakil Ketua PGRI Cabang Palimanan, Ahmad Sukaryo SPdI MM. Dijelaskannya, pembangunan Gedung PGRI merupakan amanat dari Konfercab PGRI. Dan anggota PGRI tidak mesti semuanya membayar infak dengan nominal yang sama. Jika setiap guru membayar infak per bulanya Rp30 ribu, maka dalam tiga tahun akan terkumpul Rp1,8 juta dan dikalikan 243 guru maka akan terkumpul sekitar Rp200 juta. Sedangkan dalam rencana biaya pembangunan gedung PGRI seluas 400 meter persegi tersebut, total anggarannya mencapai Rp563 juta. Itu artinya dari infak para anggota PGRI SD ini masih jauh dari cukup. Dan dari sumbangan infak yang telah terkumpul, per bulan akan selalu dilaporkan. \"Dengan kekuatan dan potensi para anggota PGRI, kami coba membangun, dengan harapan SDM PGRI bisa tersentuh. Karena dengan adanya Sekretriat PGRI, maka secara otomatis kegiatan siswa bisa terakomodasi. Dan tidak hanya guru SD, SMP, dan SMA termasuk masyarakat pun boleh menggunakannya,\" paparnya. (via)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: