Masih Ada Faktor Nonteknis
JAKARTA - Performa bulu tangkis Indonesia dalam tiga bulan pertama tahun ini cukup lumayan. Total ada tiga kejuaraan yang dimenangi oleh duta olah raga tepok bulu hingga akhir Maret ini. Rinciannya satu level super series premier, satu super series, dan satu international challenge. Di antara ketiganya, kemenangan di All England oleh ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir jadi yang paling bergengsi. Kemenangan tersebut sekaligus membuat rekor bagi ganda campuran Indonesia yang berhasil mempertahankan mahkota juara. Kemarin (27/3) di markas besar PB PBSI Cipayung, asisten pelatih ganda campuran pelatnas Nova Widianto menyebutkan secara keseluruhan hasil triwulan pertama ini lumayan. Satu dari empat target kejuaraan yang digariskan PB PBSI bisa tercapai. \"All England sudah dapat kami realisasikan. Lalu incaran selanjutnya adalah Piala Sudirman dan Kejuaraan Dunia. Persiapannya kurang lebih sama. Owi (Tontowi Ahmad, red) dibiarkan main sebentar, setelah itu dipenjara lagi,\" tutur Nova lalu tertawa. Sebagai tumpuan utama Owi/Butet (Liliyana Natsir, red) memang menjalani latihan yang lebih keras. Saat persiapan All England lalu, intensitas latihan meningkat dari pagi-sore menjadi pagi-siang-sore. Bahkan kendaraan pribadi Owi \"disita\" agar pemain berusia 25 tahun itu tak keluyuran keluar pelatnas. Nah, bagi Nova justru yang membuatnya gembira adalah capaian para pemain pelapis yang mulai unjuk gigi. Pasangan M Rijal/Deby Susanto serta Fran Kurniawan/Shendy Puspa membuat langkah maju di All England. Rijal/Debby bahkan melangkah sampai empat besar. \"Kalau dari evaluasi keseluruhan, kendala yang dihadapi bukan teknis permainan anak-anak. Tapi lebih pada nonteknis. Misalnya masalah konsistensi dan konsentrasi anak-anak dalam setiap turnamen,\" ujar Nova. Senada dengan Nova, pelatih ganda putra Herry Iman Pierngardi menyebutkan non teknis adalah kekurangan pasangan Indonesia. Herry IP, sapaan Herry Iman Pierngardi, menuturkan masalah konfidensi menjadi pekerjaan rumah besar. \"Saya sudah bilang ke Ahsan (M Ahsan, red) kalau dia terkadang masih kurang pede sama permainannya. Padahal secara teknis, tak ada kendala. Teknik dia gak kalah sama lawan-lawan dia kok,\" sebut Herry IP. Kekurang percayaan diri pada pasangan ganda putra dibenarkan oleh Ryan Agung. Pasangan Angga Pratama tersebut melihat celah tersebut terkadang membuat kalah dalam pertandingan. \"Masalah pede ini sangat terlihat kalau kita menghadapi skor atau poin-poin kritis. Kadang saya sama Angga sama-sama drop. Ini termasuk salah satu kendala karena saya dan pasangan main saya seumuran. Istilahnya masih labil,\" ucap Ryan. (dra)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: