Filipina Tolak Aplikasi Go-Jek

Filipina Tolak Aplikasi Go-Jek

MANILA - Regulator transportasi Filipina menolak aplikasi Go-Jek Indonesia untuk diluncurkan di negara itu. Penolakan disebabkan karena masalah kepemilikan asing. Dewan Waralaba dan Regulasi Transportasi Darat (LTFRB) Filipina, Martin Delgra menyebutkan Go-Jek tidak memenuhi persyaratan kewarganeraan dan aplikasi tidak diverifikasi sesuai aturan yang ada. Delgra menjelaskan, konstitusi Filipina membatasi kepemilikan asing hingga 40 persen untuk industri tertentu. Terlebih dia menambahkan, Grab tetap menjadi perusahaan pengendara sepeda terbesar di Filipina. \"Velox sepenuhnya dimiliki oleh Go-Jek. Sementara Grab, melalui unit lokalnya MyTaxi PH  mematuhi batasan kepemilikan asing. Jika mereka ingin mengajukan banding, itu adalah pilihan mereka,\" terangnya. Seorang juru bicara untuk Go-Jek terus terlibat secara positif dengan LTFRB dan lembaga pemerintah lainnya. \"Kami berusaha untuk memberikan solusi transportasi yang sangat dibutuhkan bagi masyarakat Filipina,\" ujarnya. Sejak Maret 2017, beberapa perusahaan perjalanan Filipina telah mulai beroperasi di ibukota Manila dan di provinsi-provinsi besar. Tetapi, telah mengalami keberhasilan yang terbatas dalam merebut pangsa pasar domestik dari Grab, yang berada di lebih dari 90 persen. \"Perusahaan-perusahaan dalam negeri tidak membuat lekuk-lekuk pada pemain awal Grab. Karena mobil yang dapat mereka daftarkan sekarang harus melalui rintangan penyaringan LTFRB,\" kata Rene Santiago, pakar transportasi dan presiden Bellwether Advisory di Manila. Sementara kepala komunikasi regulator Januari Sabale mengatakan, Go-Jek berpotensi dapat bekerja sama dengan investor Filipina. \"Go-Jek bisa mendapatkan mitra lokal yang akan memiliki setidaknya 60 persen entitas untuk mematuhi hukum,\" katanya. Dapat diketahui, dimulai pada 2011 di Jakarta, Go-Jek telah berevolusi dari layanan naik wahana menjadi aplikasi satu atap. Di mana pelanggannya dapat melakukan pembayaran online dan memesan semuanya dari makanan, bahan makanan hingga pijat. Tahun lalu, Go-Jek mengatakan akan menginvestasikan USD 500 juta untuk memasuki Vietnam, Singapura, Thailand, dan Filipina, setelah Uber Technologies Inc mencapai kesepakatan untuk menjual operasinya di Asia Tenggara ke Grab. Perusahaan Indonesia ini memulai peluncuran uji coba di beberapa bagian Singapura pada November dan berinvestasi secara agresif. Mengingat lebih dari 640 juta konsumen di Asia Tenggara menggunakan ponsel pintar untuk berbelanja, bepergian, dan melakukan pembayaran. (der/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: