Korea Perkenalkan Flying Ship

Korea Perkenalkan Flying Ship

Cocok Untuk Basarnas dan Polair JAKARTA - Masyarakat Indonesia kemarin diperkenalkan dengan sebuah pesawat amfibi bernama Aron Flying Ship bikinan Korea Selatan. Pesawat tersebut diklaim akan sangat membantu kinerja polisi perairan hingga militer, khususnya TNI-AL (Angkatan Laut) untuk menjaga kedaulatan wilayah Indonesia. Namun, TNI AL belum tertarik menggunakannya. Demonstrasi yang dilakukan di Dermaga Pondok Dayung, Satkamla  Tanjung Priok, Jakarta, itu berjalan memukau. Cara kerjanya mirip dengan pesawat amfibi pada umumnya. Namun, Aron Flying Ship diklaim lebih tangguh, canggih, dan efisien. Selain itu, pengoperasiannya tergolong mudah. Aron Flying Ship yang didemonstrasikan bertipe M50 Transport. Pesawat dengan berat 1.174 kilogram itu dirancang untuk empat penumpang plus satu pilot. Di udara, pesawat tersebut bisa menempuh jarak maksimal 800 kilometer sekali jalan dengan kecepatan maksimum 220 kilometer per jam dan ketinggian maksimum 150 meter. Kalau berada di atas air, pesawat itu bisa melaju hingga kecepatan 54 knot. \"Untuk takeoff hanya butuh jarak 200 meter,\" terang Presdir Aron Flying Ship Ltd Hyunwook Cho. Dia mengatakan, itu adalah pesawat pertama di dunia yang bisa beroperasi di udara dan air sekaligus, meski dalam kondisi cuaca terburuk. Untuk urusan keselamatan, pesawat tersebut sudah memenuhi standar di negara asalnya dan diklaim sudah diakui oleh 50 negara. Bahkan, saat inipun pemerintah Kolombia sudah menggunakan Aron Flying Ship untuk memburu pengedar narkoba. Pesawat ini juga sukses menembus pasar Amerika Serikat (AS). Demonstrasi tersebut mendapat tanggapan positif dari anggota Komisi I DPR Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati. Menurut dia, ada beberapa hal yang tidak bisa dilakukan helikopter, namun bisa dilakukan oleh pesawat tersebut. \"Pesawat ini bisa untuk melengkapi alutsista yang sudah ada,\" katanya. Karena dilengkapi dengan sistem pengawasan yang baik, seperti radar, Aron Flying Ship bisa digunakan untuk menangani illegal fishing. \"Pesawat ini bisa digunakan sipil, tapi juga bisa dimodifikasi untuk keperluan militer,\" lanjutnya. Sementara itu, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertahanan Menyatakan belum tertarik untuk menggunakan pesawat tersebut sebagai bagian alutsista TNI AL. \"Pesawat ini lebih cocok untuk keperluan sipil dan SAR,\" terangnya. Jika akan digunakan untuk kepentingan militer, diperlukan modifikasi lebih agar sesuai dengan kebutuhan. (byu/ca)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: