Perampok Satroni Sekolah

Perampok Satroni Sekolah

Penjaga Disekap, Polisi Curigai Keterlibatan Orang Dalam CIREBON - Komplotan perampok bersenjata tajam (Sajam) menyatroni SMPN 1 Susukanlebak, Kabupaten Cirebon, Sabtu (6/4) dini hari. Mereka berhasil menyekap penjaga sekolah dan membawa kabur sejumlah barang dan uang. Pihak kepolisian menduga ada keterliban orang dalam sekolah. Berdasarkan informasi yang dihimpun Radar, saat perampokan berlangsung, kamera CCTV sekolah yang berada di ruangan tata usaha mati. CCTV di tempat perampok mengambil laptop tersebut, sudah mati sejak tanggal 1 April lalu, karena kabelnya putus. Ada indikasi kabel tersebut sengaja dipotong untuk memuluskan aksi perampokan tersebut. Karena, waktu antara matinya CCTV dengan aksi perampokan sangat dekat. Perampok memasuki SMPN 1 Susukanlebak sekitar pukul 03.15 dengan meloncat tembok pagar yang berada di belakang sekolah. Perampok berjumlah sekitar empat orang. Begitu masuk dari belakang langsung menuju beberapa ruangan yang ada di depan. Dalam sekolah tersebut terdapat tiga penjaga sekolah, masing-masing bernama Sudirman (41), Nurdin (38), Aju (31), serta pedagang kantin sekolah yang merupakan istri dari Aju, yaitu Lilis (29). Pada malam itu, Sudirman tidur di ruang tamu sekolah, Nurdin tidur di ruang kelas, serta Aju dan Lilis tidur di kantin sekolah. Setelah berhasil masuk, para kawanan perampok lalu menuju ruang tamu sekolah. Di ruang tamu sekolah, terdapat Sudirman yang pada waktu itu sudah bangun dan bermaksud ingin berbelanja ke pasar. Perampok yang melihat Sudirman langsung menodongkan senjata tajam dan mengikat tangan, kaki serta membungkam mulut Sudirman menggunakan lakban. Setelah berhasil melumpuhkan Sudirman, kawanan perampok tersebut mengambil uang serta handphone milik Sudirman, lalu mamasuki ruangan tata usaha. Pada ruangan tata usaha tersebut perampok mengambil dua buah laptop. Setelah keluar ruangan tata usaha dan membawa kabur dua buah laptop itu, kawanan perampok keluar dan bermaksud memasuki ruangan laboratorium komputer sekolah yang berada di dekat ruangan TU. Ketika itu, kawanan perampok mencoba membuka pintu ruangan laboratorium sekolah dengan cara mencongkel kunci serta gembok pintu. Setelah hampir selesai mencongkel pintu, tiba-tiba Aju datang dari arah belakang sekolah bermaksud ingin membangunkan Sudirman. Antara ruangan laboratorium dengan posisi Aju sekitar dua puluh meter. Saat beraksi, Aju melihat kawanan perampok itu. Dalam kondisi panik, Aju berteriak maling…maling. Melihat Aju berteriak maling, kawanan perampok itu tidak jadi memasuki ruangan lab, tapi beralih mengejar Aju. Merasa dikejar, Aju langsung berlari ke arah belakang sekolah dan meloncat pagar belakang untuk meminta pertolongan warga sekitar sekolahan. Jejak Aju tak terkejar oleh komplotan perampok. Tak berhasil menemukan Aju, para perampok itu melewati kantin, lalu berusaha mendobrak pintu kantin yang di dalamnya terdapat Lilis serta anaknya. Setelah berhasil masuk, perampok tersebut juga mengancam Lilis, lalu membawa tiga buah handphone dan sejumlah uang milik Lilis dan Aju. Kawanan perampok tersebut berusaha mengikat Lilis, tetapi karena anak Lilies yang masih berusia satu tahun bangun dan menangis, Lilis pun aman. Aju yang membawa warga, kemudian mendatangi sekolah dan menemukan Sudirman yang disekap dengan tangan dan kaki, langsung dibebaskan. Sementara Nurdin yang masih terlelap tidur tidak mengetahui kejadian perampokan tersebut. Tak lama, kejadian itu kemudian dilaporkan ke Polsek Susukan Lebak. Sudirman kepada Radar mengatakan, saat dia bangun, dia langsung ditodong golok oleh para pelaku. Merasa diancam dengan golok, Sudirman pun tidak berkutik. Dengan menggunakan tambang yang ada pada tiang bendera, tangan dan kakinya diikat, serta mulutnya dilakban. Sementara menurut Aju, saat dirinya dikejar, para perampok itu berteriak, “matiin”. “Saya mau bangunin Dirman, tapi saya lihat ada orang yang mencurigakan, langsung saya teriak maling. Orang itu kejar saya langsung dan bilang matiin,” bebernya. Kepala SMPN 1 Susukan Lebak, Maman Surahman kepada Radar mengatakan, dalam kejadian ini pihaknya kehilangan dua buah laptop, empat buah HP, serta uang sekitar Rp1 juta. Untuk total nilai kerugian ditaksir mencapai Rp10 juta. Pihaknya sudah meminimalisasi aksi pencurian dan perampokan dengan cara memasang tralis besi pada semua ruangan dan memasang delapan channel CCTV. Namun, ternyata usaha itu belum berjalan maksimal, karena sekolahnya masih kecolongan. Sementara, Kapolsek Susukanlebak AKP Subagyo kepada Radar mengatakan, pihaknya masih menyelidiki kasus perampokan itu. Meski kerugiannnya tidak terlalu besar, tetapi aksi perampokan tersebut termasuk pencurian dengan pemberatan (curat). Pihaknya juga melibatkan reskrim dari Polres Cirebon untuk menyelidiki kasus ini. Dia menduga, ada keterlibatan orang dalam sekolah. Karena kamera CCTV tersebut rusak dan waktunya berdekatan dengan aksi perampokan. “Kita masih selidiki kasus perampokan ini. Kita juga libatkan reskrim dari polres untuk selidiki kasus ini. Keterlibatan orang dalam dimungkinkan ada,” ujar Subagyo. (den)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: