Pertamina Bantu Pelestarian Elang Bondol
CIREBON - Tidak banyak yang tahu bahwa Elang Bondol (Haliastur Indus) merupakan maskot Provinsi DKI Jakarta. Untuk mengenalkan hewan ini, Jakarta menjadikan Elang Bondol sebagai maskot ibu kota yang terpampang pada logo Trans Jakarta. Namun, ternyata hewan ini terancam punah. Spesies yang umumnya mudah ditemui di Kepulauan Seribu dan Jakarta, kini sudah jarang terlihat. Dalam rangka upaya penyelamatan sang maskot Ibukota, PT Pertamina (Persero) bekerja sama dengan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) melalui program Sanctuary Elang Bondol di Kepulauan Seribu-Pulau Kotok. Kerja sama bertujuan untuk menyelamatkan dan melestarikan elang bondol dan elang jenis air lainnya di Kepulauan Seribu dan melestarikan habitat elang tersebut. Sebagai bagian dari kerjasama tersebut, Pertamina Marketing Operation Region (MOR) III area Jawa bagian Barat telah menyerahkan donasi lebih dari Rp 500 Juta untuk upaya pelestarian elang bondol dan habitatnya kepada JAAN. Donasi berasal hasil penjualan tiket Pertamina Eco Run 2018. Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR III, Dewi Sri Utami menjelaskan, kerja sama antara Pertamina MOR III area Jawa bagian Barat telah terjalin sejak tahun 2016- 2017 melalui program CSR perusahaan. Pada tahun tersebut, beberapa kegiatan telah dilakukan di antaranya renovasi kandang elang. Saat ini, semua kandang telah berdiri kokoh dengan besi vulganis serta gapura (pintu masuk) berlabel Pusat Sanctuary Elang Bondol. “Komitmen kami terhadap pelestarian elang bondol masih berlanjut hingga saat ini, sebagai wujud kepedulian kami terhadap keberlanjutan lingkungan dan rantai makanan,” ujar Dewi. Dia menambahkan, tahun 2017-2018 Perseroan menambah beberapa sarana fasilitas berupa Rumah Informasi Elang Bondol, pengadaan kandang breeding di pantai, dan pengadaan 6 unit solar panel sebagai fasilitas penerangan, Selain itu, upaya rehabilitasi 5.000 terumbu karang. Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat, Dewi mengungkapkan, Pertamina MOR III dan JAAN mengadakan Pertamina Eco Camp pada 4–5 April 2018 yang melibatkan sekitar 35 peserta yang berasal dari beragam latar belakang. Mulai pelajar, mahasiswa, pekerja kantoran, bloger dan social media influencer, aktivis lingkungan, hingga media. “Pada 2019, kami telah merencanakan beberapa aktivitas. Di antaranya, pemanfaatan geo tagging untuk memantau keberadaan dan pola penyebaran spesies Elang Bondol serta kegiatan edukatif di kalangan pelajar/mahasiswa. Kami berharap, kegiatan ini dapat mempopulerkan sang maskot Ibukota dan mengajak peran aktif masyarakat untuk peduli terhadap hewan endemik ini,” ungkap Dewi. (via/rls)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: