Dewan Kota Cirebon Bantu Kursi Roda untuk Ismail

Dewan Kota Cirebon Bantu Kursi Roda untuk Ismail

CIREBON-Cerita pilu soal Muhammad Ismail (13), bocah berkebutuhan khusus asal Desa Banjarwangunan, Kecamatan Mundu yang saat ini sakit dan dirawat di RSPB, mengundang simpati banyak pihak. Salah satunya Anggota DPRD Kota Cirebon, H Yuliarso BAE. Wakil rakyat dari Partai Demokrat Kota Cirebon itu mengaku tergerak hatinya setelah membaca kisah Ismail yang terbit di Radar Cirebon edisi Sabtu (30/3) lalu. Yuliarso langsung menyiapkan kursi roda untuk mempermudah aktivitas Ismail sehari-hari, setelah sembuh dan keluar dari rumah sakit. “Saya tergerak atas dasar kemanusiaan, tidak ada embel-embel lain. Ini murni karena kemanusiaan. Saya tidak melihat Ismail ini dari Kabupaten atau Kota. Selama saya bisa bantu, maka akan saya bantu. Saya yakin tidak hanya saya, semua juga pasti begitu,” ujar Yuliarso, kemarin. Menurutnya, selain membantu Ismail, dia juga sudah mendistribusikan setidaknya 45 kursi roda kepada para pihak yang membutuhkan. Hal ini ia lakukan karena panggilan kemanusiaan. “Tidak hanya sekarang, sudah dari kemarin-kemarin. Dari bulan November tahun lalu sampai sekarang, sudah 45 kursi saya bagikan. Ini bukan maksud saya pamer atau riya. Tapi ini untuk memotivasi semua pihak, agar kepedulian dan kemanusiaan itu jadi identitas kita tanpa melihat kepentingan, golongan dan latar belakang,” imbuhnya. Sementara itu, Kuwu Desa Banjarwangunan yang menerima pemberian kursi roda tersebut, berterima kasih sekali kepada Yuliarso. Ia pun tidak menyangka jika bantuan itu akan datang dari seorang anggota dewan, terlebih dari wilayah di luar Kabupaten Cirebon. “Saya sekarang mewakili keluarga Ismail mengucapkan terima kasih. Kursi ini saya terima dan secepatnya akan saya antarkan ke pihak keluarga agar bisa digunakan dan dimanfaatkan. Harapan kami, sekarang Ismail cepat sembuh,” ungkapnya. Ismail sendiri merupakan anak dari pasangan Yophie Dipo Saputra (42) dan Maesaroh (36) asal Desa Banjarwangunan. Keduanya kesulitan membelikan kursi roda untuk Muhammad Ismail. Hal tersebut karena keterbatasan ekonomi. Yophie sehari-hari hanya bekerja sebagai buruh serabutan dengan tiga anak. Ismail yang merupakan anak kedua Yophie mengalami kelumpuhan sejak lahir. Bahkan, saat ini bobot tubuhnya hanya sekitar 11 kilogram. Jauh berbeda dengan bobot anak-anak seusianya. Setiap hari Ismail hanya bisa berbaring di dalam rumahnya. Sesekali ia keluar rumah bersama ibunya. Namun tetap harus digendong karena tidak bisa berjalan dan kesulitan untuk duduk. “Sehari-hari banyaknya di dalam rumah, lebih sering tidur. Kalau gak tidur ya paling main sama adiknya, sama tetangga. Kalau keluar jarang. Keluar itu kalau lagi rewel dan minta digendong saja,” tutur sang ibu Maesaroh. Ayah kandung korban Yophie saat ditemui Radar Cirebon mengatakan, harapannya bisa mempunyai kursi roda untuk puteranya. Kursi roda tersebut, menurutnya sangat bisa membantu anaknya jika sudah sehat nanti. “Pengennya sih ada kursi roda. Saya sudah ajukan dari dulu sampai sekarang belum dikasih bantuan. Padahal saya butuh sekali. Kasihan kalau harus di dalam rumah terus,” jelasnya. Diakuinya, tidak hanya bantuan kursi roda yang tak kunjung datang. Keluarganya pun sampai saat ini tidak terdaftar di program keluarga harapan (PKH) ataupun masuk dalam daftar penerima bantuan pangan non tunai (BPNT). “Saya tidak dapat bantuan, tidak pernah terima PKH ataupun BPNT. Saya gak tahu cara pendaftarannya. Sudah nanya ke desa katanya bukan wewenang desa,” ungkapnya. (dri)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: