Sedimentasi Parah, DAS Sempit, Bidang SDA Normalisasi Sungai Berpotensi Meluap

Sedimentasi Parah, DAS Sempit, Bidang SDA Normalisasi Sungai Berpotensi Meluap

CIREBON-Sedia payung sebelum hujan, peribahasa ini coba diterjemahkan oleh Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR) Kota Cirebon. Meski kemarau, namun tetap melakukan pengerukan di sejumlah daerah aliran sungai (DAS). Hal ini dilakukan sebagai antisipasi kenaikan volume air kiriman pada musim hujan nanti, yang berpotensi menimbulkan banjir. Kepala Seksi Drainase Perkotaan Hermawan ST mengatakan, memasuki musim kemarau ini mengintensifkan pengerukan beberapa sungai. Yang dinilainya berpotensi meluap karena tidak mampu menampung debit air banjir kiriman. Ini disebabkan adanya sedimentasi parah, yang menyebabkan sungai menjadi dangkal dan sempit. \"Sepeninggal Pak Kabid Syarif, kami meneruskan pekerjaan beliau. Kami berusaha pencegahan dan penanggulangan banjir di Kota Cirebon. Mumpung Musim kemarau pengerukan lebih diintensifkan,\" ujarnya. Masih kata Hermawan, keterbatasan anggaran sudah disiasati dengan bantuan pinjaman alat berat berupa backhoe long arm dari UPT PSDA Provinsi Jabar. Dengan demikian, pihaknya memutuskan prioritas pengerukan di beberapa titik sungai saja. Ada tiga titik sungai di Daerah Aliran Sungai (DAS) Kalijaga, yaitu di pertemuan Kali Cikalong dan Kali Lunyu. Atau tepatnya berada di RW 11 Petireman. Kemudian di RW 01 Kelurahan Kecapi, dibelakang SMPN 8, dan di jembatan Jalan Ciremai Raya sampai ke Jalan Rinjani. Diakuinya tidak semua bisa dikeruk, pasalnya selain keterbatasan alat, akses masuk backhoe acap kali terhalang oleh bangunan disepanjang DAS. Namun diyakininya upaya ini bisa mencegah air sungai meluap ketika banjir datang. \"Semoga dengan adanya kegiatan pengerukan ini akan terasa dampaknya di sekitar daerah DAS Kalijaga, termasuk di Situs Kalijaga, Sitopeng, wilayah perumnas dan Petireman. Mudah-mudahan bisa terbebas dari banjir, atau setidaknya bisa mengurangi luasan dan dampaknya,\" tandasnya. Sementara itu, Jurnal Geologi Kelautan yang memaparkan hasil analisis sedimentasi di perairan Cirebon menyebutkan adanya empat jenis sedimen. Kesimpulan ini diambil dari 36 percontoh sedimen permukaan dasar laut di Perairan Cirebon. Empat jenis sedimen tersebut yakni, lanau, lanau pasiran, pasir lanauan dan pasir. Sedimen lanau, lanau pasiran, dan pasir, tersebar di lepas pantai Cirebon dan muara Sungai Kalijaga, sedangkan pasir lanauan di muara sungai Sukalila. Dari Peta Batimetri terlihat daerah dangkal di sekitar muara Sungai Kalijaga. Sedimen paling tebal terdapat di sekitar muara Sungai Kalijaga dan Sungai Sukalila. Sedimen tersebut tersebar ke arah lepas pantai dan ke daerah rencana lokasi pelabuhan. Di muara Sungai Kalijaga sedimennya berupa pasir. Berdasarkan plot pada grafik antara ukuran besar butir terhadap persen frekuensi, didapatkan hasil sedimen dengan persen frekuensi yang tinggi antara 2.25 phi - 2.75 phi atau pasir sedang sampai pasir halus. Berdasarkan grafik frekuensi kumulatif terhadap besar butir terdapat 2 cara transpor yaitu traksi untuk butiran pasir sedang dan saltasi untuk kisaran butiran lanau sampai pasir halus.  (gus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: