Tangkuban Perahu Erupsi, Ciremai Aman

Tangkuban Perahu Erupsi, Ciremai Aman

KUNINGAN – Gunung Tangkuban Perahu erupsi baru-baru ini. Namun hal itu tidak berdampak signifikan terhadap aktivitas Gunung Ciremai di Kabupaten Kuningan. Bahkan kondisi Gunung Ciremai saat ini masih terpantau aman. “Kalau gunung api itu ada dapur magma masing-masing, jadi tidak ada kaitan dengan gunung api yang ada disini. Status Ciremai sampai sekarang masih aktif normal level 1,” kata pengamat gunung api Ciremai, Jajat Sudrajat saat memberikan keterangan persnya, Sabtu (27/7). Pihaknya memastikan, tidak ada kaitan antara erupsi di Tangkuban Perahu dengan Gunung Ciremai. Sehingga kondisi sampai saat ini masih aman. Sekalipun terjadi erupsi di Gunung Tangkuban Perahu, tidak ada getaran apapun yang terjadi di Gunung Ciremai. “Kemarin itu sifatnya letusan freatik. Kalau di gunung api itu ada letusan magmatik dan freatik. Jika freatik itu disebabkan magma yang naik ke atas dan itu karena suhu panas. Contoh awamnya itu besi panas kena air mengeluarkan asap. Nah kira-kira seperti itu. Karena ada titik panas kena air akhirnya asap ke atas karena tekanan dari bawah,” bebernya. Dia menjelaskan, untuk letusan yang terjadi di Gunung Tangkuban Perahu tidak sampai menyebabkan getaran di Gunung Ciremai. Kecuali jika terjadi gempa Tektonik yang disebabkan pergeseran lempeng bumi, biasanya semua Gunung Api di Jawa Barat merekam adanya getaran. “Tektonik itu disebabkan karena lempeng bumi. Kalau vulkanik hanya terjadi di gunung itu saja sebab dapur magmanya masing-masing. Lalu durasinya untuk gempa tektonik itu lebih lama, sedangkan gempa Vulkanik itu pendek-pendek,” terangnya. Jajat menambahkan, pihaknya tidak bisa memprediksi terkait dengan letusan yang akan terjadi di gunung api. Sebab alat-alat yang dimiliki hanya sebatas memantau aktivitas gunung api. “Kami tidak bisa memprediksi kapan letusan gunung api itu terjadi, kami hanya bekerja sesuai dengan alat untuk merekam dan itu yang akan dilaporkan ke vulkanologi atau dinas terkait. Kita tidak bisa mencegah, tapi mungkin meminimalisasi untuk kerugian baik harta maupun jiwa di sekitar gunung api,” ungkapnya. Selama ini, petugas di pos pengamatan gunung berapi terus memantau, aktivitas Gunung Ciremai selama 24 jam secara bergantian. Hal itu untuk memastikan jika terjadi aktivitas Ciremai yang dapat membahayakan warga di sekitar gunung api. “Gunung api itu ada tipe A, tipe B, dan tipe C. Nah kalau Ciremai ini tipe A. Sebab gunung Ciremai pernah meletus sejak tahun 1.600 hingga sekarang. Kalau tipe B sejak tahun 1.600 hingga sekarang belum pernah meletus,” pungkas jajat. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: