Kerusuhan Penjara di Brasil, 57 Orang Tewas

Kerusuhan Penjara di Brasil, 57 Orang Tewas

RIO DE JANEIRO - Sedikitnya 57 orang tahanan tewas, dalam sebuah kerusuhan penjara yang terjadi di Brasil utara, Senin (29/7) waktu setempat. 16 tahanan di antaranya tewas dalam keadaan kepala terpenggal. Bentrokan mulai terjadi pukul 07.00 pagi, antara Comando Vermelho yang bermarkas di Rio de Janeiro, dan kelompok kriminal lokal yang dikenal sebagai Comando Classe A. Kebanyakan korban meninggal karena terjebak di sel yang terbakar. Kemudian sebanyak 16 orang tewas dipancung. Para napi sempat menahan dua sipir, tetapi akhirnya dilepaskan. Direktur Jenderal Pemasyarakatan Negara Bagian Pata, Jarbas Vasconcelos, menuturkan, para pemimpin (Comando Classe A) membakar sebuah sel milik salah satu paviliun penjara, tempat para anggota (Comando Vermelho) berada. \"Penyerangan ini sudah terencana. Tujuannya untuk menyelesaikan masalah di antara kedua geng itu,\" kata Jarbas, Selasa (30/7). Jarbas mengatakan, saat insiden itu terjadi api menyebar dengan cepat. Para narapidana ditahan di unit-unit kontainer tua yang telah diadaptasi untuk penjara, sementara bangunan lain sedang dibangun. Dalam konferensi pers, disebutkan kobaran api mencegah pasukan polisi memasuki gedung selama beberapa jam. Dua anggota staf penjara disandera, tetapi akhirnya dibebaskan. \"Itu adalah serangan yang ditargetkan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa itu adalah penyelesaian antara kedua kelompok, bukan protes atau pemberontakan terhadap sistem penjara,\" ujarnya. Pihak berwenang belum menemukan senjata api setelah kerusuhan, hanya ditemukan pisau darurat. Otoritas penjara mengatakan 46 narapidana akan dipindahkan ke penjara lain, 10 di antaranya akan dipindah ke fasilitas federal yang lebih ketat. Presiden Brasil, Jair Bolsonaro terpilih atas janjinya untuk mengatasi kekerasan yang meluas di Brasil termasuk di penjara-penjara negara yang sering penuh sesak, dan di luar kendali. Data AP berdasarkan laporan Juli 2019 dari National Justice Council menunjukkan, bahwa penjara itu memiliki 343 tahanan dengan kapasitas maksimum 163. Hakim yang mengajukan laporan menggambarkan keadaan penjara secara keseluruhan di kota Altamira, mengerikan. Di banyak penjara Brasil, penjaga yang kalah jumlah lebih banyak berjuang untuk mempertahankan kekuasaan atas populasi tahanan. Para tahanan mampu menjalankan kegiatan kriminal dari balik jeruji besi. Pada awal 2017, lebih dari 120 narapidana meninggal di penjara di beberapa negara bagian utara ketika kelompok-kelompok saingan bentrok, dalam kendali rute penyelundupan narkoba di wilayah tersebut. Otoritas penjara menyatakan, mereka belum menerima laporan intelijen sebelumnya tentang serangan yang akan datang. Penjara tersebut dijalankan langsung oleh negara, bukan operator swasta pihak ketiga seperti di penjara Manaus, di mana kerusuhan terjadi pada Mei. Kementerian Hukum Brasil menyatakan mereka sedang mengusut siapa dalang kerusuhan itu. Mereka juga tengah mempertimbangkan mengirim para pentolan geng ke sejumlah penjara tingkat keamanan maksimum. (der/rts/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: