TPAS Cigobang, Solusi Masalah Sampah di Kabupaten Cirebon

TPAS Cigobang, Solusi Masalah Sampah di Kabupaten Cirebon

Persoalan sampah di Kabupaten Cirebon hingga kini belum menemukan titik terang. Salah satu penyebabnya, karena tidak adanya TPAS milik pemkab. Karena itu, semua instansi terkait, sedang berupaya untuk pengadaan pembangunan tempat pengelolaan akhir sampah (TPAS). Dan, lokasi yang dianggap sangat tepat, di antaranya berada di Desa Cigobang Wangi, Kecamatan Pasaleman. KEPALA DPKPP Kabupaten Cirebon H Sukma Nugraha MM mengklaim, masyarakat Pasaleman sangat mendukung rencana pembangunan tempat pengelolaan akhir sampah (TPAS) di Desa Cigobang Wangi. Hal itu terlihat, saat sosialisasi rencana pembebasan lahan untuk TPAS di Desa Cigobang Wangi, kemarin (30/7). Menurutnya, setelah melalui proses sosialisasi dan mendengarkan paparan dari Pemkab Cirebon, Agas menyebut jika masyarakat setempat umumnya mendukung rencana pembangunan TPAS tersebut. “Setelah kita paparkan, alhamdulillah kita dapat dukungan dari masyarakat. Ini langkah positif yang akan kita lanjutkan,” ujarnya. \"\" Namun demikian, menurut Agas, dirinya tidak memungkiri jika dalam rencana itu, ada saja masyarakat yang kontra. “Pro dan kontra adalah hal yang wajar dalam pembangunan. Yang kontra ini rata-rata belum mengetahui nanti seperti apa pengelolaan yang dilakukan pemkab. Tapi setelah kita berikan penjelasan dan kita paparkan dalam sosialisasi tadi, rata-rata masyarakat mengerti dan mendukung rencana ini,” imbuhnya. Menurut Agas, langkah yang ditempuh Pemkab Cirebon sangat penting, karena selama ini Kabupaten Cirebon dianggap mengalami krisis persoalan sampah. Rencananya, lahan yang akan digunakan untuk sarana TPAS di Desa Cigobang Wangi seluas 5 hektar lebih. “Di tahun ini, kita diberikan anggaran untuk realisasi lahan TPAS sekitar Rp6 miliar. Jika lahannya sudah menjadi aset pemkab, nantinya akan ada bantuan dari pemerintah pusat ataupun provinsi untuk pembangunan sarana pemrosesannya. Tapi syaratnya, lahannya harus ada dulu. Untuk sekarang sebagai tahapan awal, baru rencana pembebasan lahan. Yang sekarang kita lakukan ini tahap sosialisasi,” jelasnya. DLH TAK MAU MULUK-MULUK Sementara, Plt Kepala DLHD Kabupaten Cirebon, Sugeng Raharjo menyebut, pihaknya tak mau muluk-muluk dalam proses pengolahan sampah di TPAS Cigobang Wangi nanti. Yang jelas, menurut dia, target utama adalah proses tersebut semaksimal mungkin menekan dampak yang timbul, baik terhadap lingkungan maupun manusianya. DLH dalam tahapan saat ini, menunggu proses pembebasan atau pengadaan lahan yang dilakukan DPKPP. Untuk pemrosesan sampah nanti, pihaknya berencana menggunakan metode controlled landfill. “Kita tidak mau muluk-muluk, yang jelas prosesnya itu untuk mengurangi bau dan dampak-dampak. Kalau pakai sanitary landfill kayaknya belum ya. Yang paling realistis controlled landfill,” ujarnya. Dijelaskan Sugeng, controlled landfill secara teknis merupakan sampah yang sudah dipadatkan, dilapisi dengan tanah setiap beberapa hari sekali atau seminggu sekali. Itu dilakukan untuk mengurangi bau, mengurangi perkembangbiakan lalat, dan mengurangi keluarnya gas metan. “Selain itu, nanti akan dibuat juga saluran drainase untuk mengendalikan aliran air hujan, saluran pengumpul air lindi (leachate, red) dan instalasi pengolahannya. Saya yakin ini sesuai nantinya,” imbuhnya. Secara ketentuan, Pemkab Cirebon sudah mengikuti peraturan yang berlaku terkait penetapan wilayah tersebut untuk lokasi TPAS Pasaleman. Menurut Sugeng, masuk ke dalam kawasan sesuai peruntukannya, tidak bertentangan dengan Perda RTRW Kabupaten Cirebon. “Calon lokasi yang dimaksud sudah dilakukan studi kelayakan (feasibility study, red). Pengujian kandungan air. Aktivitas TPAS nanti tidak akan mencemari air tanah sesuai hasil studi kelayakan. Kalau mencemari, tentu tidak akan keluar hasil studi kelayakannya,” jelasnya. Sugeng menyebut, jika lokasi TPAS tidak akan mengganggu pemukiman warga. Karena lokasinya berada jauh dari pemukiman, sekitar 4,3 kilometer dari pemukiman warga. “Tadi kan sempat ada kekhawatiran warga yang katanya di situ ada mata air yang bakal mencemari air. Tapi, berdasarkan penyampaian tadi di sana tidak ada mata air,” pungkasnya. (dri)  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: