Nah Loh, Polisi Bantah Ada Siswa yang Bawa Pedang, Bom Molotov dan Clurit

Nah Loh, Polisi Bantah Ada Siswa yang Bawa Pedang, Bom Molotov dan Clurit

CIREBON-Polres Cirebon Kota sudah memeriksa beberapa oknum siswa yang melakukan penyerangan ke SMK PUI Kota Cirebon. Hasilnya, didapat keterangan bahwa aksi itu merupakan balas dendam. Para pelaku mengaku tidak terima karena beberapa hari sebelumnya mereka terlibat tawuran dan akhirnya diamankan polisi. Mereka akhirnya menyerang SMK PUI pada Selasa (30/7) sekitar pukul 10.00. “Jadi (pelajar yang melakukan aksi penyerangan, red) biar impas katanya. Kalau kemarin mereka tawuran dan ada yang ditangkap polisi, sekarang gantian,” tutur Kasat Reskrim Polres Cirebon Kota AKP Deny Sunjaya. Deny juga membantah jika pihaknya menemukan senjata tajam dari para siswa pelaku penyerangan SMK PUI Kota Cirebon. Ia memastikan jika pihaknya tidak mendapatkan senjata tajam berupa parang atau celurit seperti yang disangkakan. Dalam penggeledahan terhadap siswa, pihaknya hanya menemukan sabuk yang telah dimodivikasi dan ditambahkan gear motor. Sementara samurai, celurit tidak ditemukan dari tangan para pelaku. “Jadi berdasarkan keterangan siswa, mereka membawa sajam itu pada saat tawuran sebelumnya. Bukan pada saat menyerang kemarin,” ujar Deny. Ia juga tidak yakin jika para siswa sempat membawa bom molotov. Pihaknya tidak menyita barang bukti apapun mengenai bom yang diduga dilemparkan siswa pada saat penyerangan. Serta isi bom molotov berupa paku yang dikatakan pihak SMK PUI disita polisi. “Bom juga tidak ada, kalau petasan iya. Itu petasan luncur yang mereka gunakan,” tutur Deny. Dijelaksan, pihaknya juga sempat memeriksa secara intensif 6 pelajar yang diduga pembawa sajam. Enam siswa itu merupakan pengembangan dari 3 siswa. Namun, karena tidak ada bukti, mereka kemudian dilepaskan dan diserahkan kepada orang tua masing-masing pada Rabu siang (31/7). Selain melakukan pemanggilan kepada orang tua dan guru, Satreskrim Polres Cirebon Kota sebetulnya juga memanggil pihak SMK PUI yang menjadi korban penyerangan. Namun, pihak sekolah tersebut tidak hadir dan memilih melaksanakan jumpa pers di kantornya. “Padahal sebetulnya kita ingin mencari solusi, apa penyebabnya dan apa kira-kira jalan keluarnya. Tetapi tidak datang,” kata Deny. Akhirnya, rencana pertemuan dengan para pihak terkait batal dilakukan. Namun, Deny memastikan bahwa pihaknya akan berupaya menyelesaikan masalah tersebut. Ia akan kembali mempertemukan para pihak terkait agar persoalan dapat tuntas dan dipahami, baik oleh pihak sekolah pelaku penyerangan maupun pihak korban. Lebih lanjut, Deny mengatakan selama ini pihaknya telah mengantisipasi dengan cara patroli dan penempatan sejumlah personel. Patroli dan penempatan personel dilakukan setiap hari di titik berbeda. “Kalau tidak kita antisipasi tidak mungkin bisa cepat mengamankan para siswa pelaku penyerangan itu,” tegas Deny. (day)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: