ASEAN Bukan Tempat Sampah!

ASEAN Bukan Tempat Sampah!

BANGKOK - Indonesia dan negara-negara lainnya menegaskan, bahwa wilayah Asia Tenggara bukanlah tempat pembuangan sampah dan limbah dari negara-negara maju. Hal itu disinggung Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi dalam pertemuan antara menlu ASEAN di Bangkok, Thailand, Kamis (1/8). Hal itu menyusul pengiriman puluhan kontainer berisi sampah dan limbah dari sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat, Kanada, Perancis, Australia, hingga Hong Kong ke sejumlah negara ASEAN. Seperti Filipina, Malaysia, Indonesia, Sri Lanka, Kamboja dan Thailand. \"Kita perlu sampaikan pesan ke dunia luar mengenai sikap ASEAN terkait isu toxic waste ini. Yang Indonesia inginkan, kami tidak menginginkan kawasan Asia Tenggara menjadi tempat sampah bagi pembuangan sampah negara-negara lainnya,\" tegas Retno. Masalah sampah ini bahkan membuat hubungan diplomatik antara Filipina dan Kanada merenggang. Presiden Filipina Rodrigo Duterte mearik duta besar dan konsulnya di Kanada, karena Ottawa tak kunjung mengambil sampah-sampah tersebut kembali ke negaranya. Manila akhirnya mengembalikan 69 kontainer sampah busuk yang dibuang ke negaranya pada 2013 dan 2014 lalu ke Kanada. Malaysia melakukan hal yang sama. Kuala Lumpur mengancam akan mengembalikan sekitar 3.000 ton sampah ke 14 negara asal termasuk AS, Jepang, Perancis, Kanada, dan Inggris. Sementara itu, Indonesia juga telah memulangkan sejumlah kontainer sampah yang masuk. Pada awal Juli lalu, Bea Cukai Tanjuk Perak Surabaya memulangkan 210 ton sampah dari Australia. Selain itu, Indonesia juga menerima setidaknya 58 kontainer kertas bekas yang terindikasi terkontaminasi limbah B3 dari AS dan Jerman. Pada Juli ini, Kamboja mengatakan akan mengirim balik 1.600 ton sampah plastik ilegal dari Kanada dan Amerika Serikat. Total ada 70 kontainer sampah berasal dari Kanada dan 13 dari AS. Sri Lanka pun bertindak tegas. Masih pada Juli, pihak bea dan cukai negara itu memerintahkan pengiriman kembali 111 kontainer di pelabuhan di Kolombo ke Inggris. \"Pengiriman berton-ton sampah dan limbah ini sudah membuat negara Asia Tenggara geram. Ia mengatakan saat ini negara ASEAN tengah mendiskusikan langkah guna merespons pengiriman sampah impor ini. Tunggu tanggal mainnya,\" pungkasnya. (der/afp/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: