PKS Siap Oposisi Sendirian, Berharap Gerindra Tak Berubah, Tetap Bersama Kritisi Pemerintah

PKS Siap Oposisi Sendirian, Berharap Gerindra Tak Berubah, Tetap Bersama Kritisi Pemerintah

JAKARTA-Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto sempat mengajak PKS bergabung dengan koalisi pemerintah. Namun, ajakan itu ditolak. Presiden PKS, Sohibul Iman menegaskan demi menjaga demokrasi di Indonesia, PKS siap berdiri sebagai oposisi, meskipun harus sendirian. “Memang benar. Ada obrolan dengan Pak Prabowo. Beliau buka opsi dengan Pak Jokowi dan juga mengajak kita. Tetapi saya sampaikan bahwa PKS tetap oposisi. Saya juga sampaikan lebih baik harus ada oposisi. Kayaknya yang siap beroposisi itu cuma Gerindra dan PKS,” kata Sohibul, Jumat (2/8). Dia menyarankan kepada Gerindra agar tetap di luar pemerintahan. Tujuannya agar demokrasi di Indonesia terjaga. Dia yakin Gerindra dan PKS siap sebagai oposisi. Meski demikian, Sohibul menghormati keputusan Gerindra, seandainya partai berlambang garuda tersebut memilih bergabung ke pemerintahan. “Pak Prabowo juga bilang tidak ada salahnya kita masuk. Saya katakan kalau bapak punya pertimbangan itu, PKS mempersilakan. Tidak ada masalah. Itu hak Gerindra dan kami hormati. Insya Allah, mudah-mudahan hasil Majelis Syuro Oktober nanti, PKS tetap di luar pemerintahan,” bebernya. Dia menilai wacana Gerindra bergabung ke pemerintahan belum pasti alias belum final. Sohibul justru yakin Gerindra tetap bersama PKS. Menurutnya, kader PKS berharap tetap berada di luar pemerintahan. “Alasannya sederhana saja. Dari sisi kepantasan demokrasi. Kalau semua masuk ke pemerintahan, maka kita akan ditertawakan orang lain. Logika paling dasar ini penting dipegang,” paparnya. Dia menyatakan perlu ada penyeimbang dalam pemerintahan. Sehingga ada yang menuntun jika arah perjalanan bangsa ini melenceng. “Dibutuhkan check and balancing. Perjalanan bangsa ini harus terus dikawal. Kalau semua bergabung, kemudian ada yang melenceng, maka tidak ada yang membetulkan. PKS kritis ketika sendirian. Kalau PKS takut sendirian kemudian gabung ke pemerintahan, apa jadinya demokrasi. Heroisme itu kalau PKS sendirian,” lanjutnya. Sementara itu, Ketua Dewan Kehormatan PAN Amien Rais menyampaikan surat kepada para kader PAN. Surat itu berisi sikap politiknya. Salah satunya menegaskan posisi PAN sebagai partai oposisi karena dianggap lebih bermartabat. “Sikap oposisi lebih bermartabat, terhormat, dan sesuai aspirasi mayoritas anggota dan para pemilih PAN,” kata senior instruktur PAN Icu Zukafril saat membacakan surat Amien yang dibacakan dalam acara FGD “Oposisi Tugas Suci Amanat Rakyat” di Jakarta, Jumat (2/8). Amien berpandangan jika PAN mendukung pemerintahan Jokowi-Ma\'ruf tanpa syarat, maka masyarakat akan sangat sinis melihat sikap partainya. Kalau itu terjadi, PAN akan ditinggalkan pemilihnya. Harapan lolos ambang batas parlemen pada Pemilu 2024 bisa punah. Amien juga menegaskan PAN akan hina di hadapan Tuhan Yang Maha Esa apabila menggadaikan aqidah dan politik untuk kepentingan sesaat. Menurut dia, masa depan PAN sungguh tragis dan tidak ada lagi jalan kembali kalau sampai menggadaikan politik partai. “Hidup cuma sekali, hidup bagaikan sandiwara singkat, cuma puluhan tahun saja. Mari kita ambil peran dan posisi yang diridhoi-Nya. Jangan sebaliknya,” pungkasnya. Terpisah, Pengamat politik Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubaidillah Badrun menyarankan PAN tetap berada di luar pemerintahan. Alasannya, akan menguntungkan secara elektoral. Dia menilai akar rumput PAN lebih banyak yang menginginkan partai tersebut menjadi oposisi. Elit PAN harus menangkap aspirasi itu dan diakomodir. Menurutnya, elit PAN juga harus membuat formulasi oposisi seperti apa yang akan dilakukan. \"Yang jadi persoalan adalah mengapa elit PAN berminat masuk dalam kekuasaan. Itu menandakan ada masalah di lapisan elit. Karena cara terbaik melindungi dari masalah adalah bergabung dalam kekuasaan. Itu yang tergambar dalam semua proses politik saat ini,” ujar Ubaidillah Badrun di Jakarta. Dia menilai oposisi adalah bagian penting dari demokrasi. Karena akan meningkatkan kualitas demokrasi. Selain itu, sebagai kontrol agar kekuasaan tidak menjadi otoriter. Menurut dia, secara historis, PAN lebih greget ketika menjadi oposisi. (rh/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: