Listrik PLN Padam, Begini Komentar Ekonom dan YLKI

Listrik PLN Padam, Begini Komentar Ekonom dan YLKI

JAKARTA-Pemadaman listrik masal yang terjadi di sebagian Pulau Jawa menyebabkan kegiatan ekonomi lumpuh. Kejadian ini merusak reputasi PLN. Konsumen juga sangat dirugikan. Kerugian dari terhentinya aktivitas ekonomi mencapai ratusan miliar rupiah. Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan berdasarkan hitungannya total pemadaman listrik pada Minggu (4/8), kerugian diperkirakan Rp822,98 miliar. “Masalah ini memang seharusnya bisa diantisipasi oleh PLN karena sebagai perusahaan besar ada langkah antisipasinya. PLN bukan hanya harus meminta maaf, tapi harus ada kompensasi yang harus dibayarkan ke pengguna listrik, terutama yang terdampak pemadaman kemarin,” ujar Huda kepada Fajar Indonesia Network/FIN (Radar Cirebon Group). Menurut Huda, walaupun ada kompensasi dari PLN tapi tidak cukup membayar kerugian kegiatan ekonomi bagi pelanggan terutama para pelaku usaha. Misalnya kerugian seperti yang dialami oleh peternak asal Bogor yang juga Ketua PPUN (Perhimpunan Peternak Unggas Nusantara), Kadma. “Tentu alami kerugian karena pasokan air harus menggunakan mesin air, ayam banyak yang mati, untuk ayam besar di kandang close house kami harus siapkan genset. Jelas ini biaya tambahan yang yang sangat tinggi yang harus dikeluarkan,” ujar Kadma kepada FIN. Dia belum bisa menghitung berapa jumlah kerugian yang diderita akibat pemadaman listrik seharian itu. Yang pasti kerugian tidak sedikit karena jumlah kematian ayam yang tidak sedikit dan harus mengeluarkan biaya bahan bakar untuk genset. Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi menyesalkan terjadinya pemadalam listrik secara total yang terjadi di wilayah Jabar, DKI Jakarta, dan Banten. Dia menilai infrastruktur pembangkit PLN belum andal “Oleh karena itu, program pemerintah seharusnya bukan hanya menambah kapasitas pembangkit PLN, tetapi juga harus meningkatkan keandalan pembangkit PT PLN dan infrastruktur pendukung lainnya. Seperti transmisi, gardu induk, gardu distribusi, dan lainnya,” ujar Tulus dalam keterangan persnya. Lanjut dia, padamnya listrik yang terjadi masal itu bukan hanya merugikan konsumen residensial saja namun jua sektor pelaku usaha. “Hal ini bisa menjadi sinyal buruk bagi daya tarik investasi di Jakarta dan bahkan Indonesia. Kalau di Jakarta saja seperti ini, bagaimana di luar Jakarta dan atau di luar Pulau Jawa,” kata Tulus. Untuk itu, YLKI meminta managemen PT PLN untuk menjelaskan pada publik apa penyebab gangguan pembangkit di Suralaya, dan lainnya. “YLKI meminta PT PLN memberikan kompensasi pada konsumen, bukan hanya berdasar regulasi teknis yang ada, tetapi berdasar kerugian riil yang dialami konsumen akibat pemadaman ini,” tegas dia. (ds/din/ful/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: