Ini Koran Pertama di Cirebon Terbitan 1891, Berbahasa Belanda

Ini Koran Pertama di Cirebon Terbitan 1891, Berbahasa Belanda

CIREBON-Sejak dulu keberadaan informasi punya peran penting. Khususnya di masa Indonesia berjuang untuk merdeka. Cirebon sebagai kota yang cukup sentral, sesungguhnya tak asing dengan kehadiran media massa. Bahkan sejak abad ke-18. Ada sebuah arsip yang cukup menarik perhatian. Tersimpan di Depo Arsip Kota Cirebon. Arsip itu merekam bagaimana Kota di tahun 1891. Rekaman itu “diputar” lewat sebuah koran terbitan 1891 yang menggunakan bahasa Belanda. Salinan dari koran tertua yang sudah terbit di Cirebon masih ada sampai saat ini. Dibingkai dengan rapi dengan tulisan yang mulai menguning karena termakan zaman. Meski saat ini gedung Depo Arsip tengah dalam masa renovasi, namun koran lama Cirebon sejak tahun 1891 itu masih disimpan. Perjuangan untuk melihatnya pun luar biasa. Wartawan koran ini, harus beradu dengan tumpukan arsip yang belum tersusun rapi, karena rehab gedung itu. Hingga sesampainya di ujung koridor ruangan arsip itu, petugas arsip baru menemukan kumpulan-kumpulan koran lama. Yang tertua itu, namanya Koran Tjerimai. Isi korannya pun masih dengan menggunakan bahasa Belanda asli tanpa bercampur dengan bahasa Indonesia maupun bahasa Cirebon. Juga dengan pengetikan yang masih menggunakan mesin tik. Meski begitu sekilas pembahasannya terlihat menyangkut paut soal kota ini. Hal tersebut diungkapkan Arsiparis Depo Arsip Kota Cirebon Wawan Hermawan. Isi berita yang ada dalam koran belum diterjemahkan ke bahasa Indonesia. \"Menarik kalau ini bisa diterjemahkan, karena isinya tentang berita Cirebon di masa itu,” katanya kepada Radar Cirebon, belum lama ini. Selain Koran Tjerimai, yang diabadikan oleh Depo Arsip Kota Cirebon ke dalam sebuah bingkai kaca itu juga ada Koran Genderang yang terbit pada tahun 1947. Di koran lama kali ini menjadi salah satu koran tertua di era kolonial. Penggunaan bahasanya masih menggunakan ejaan lama dengan \'Tj\' dan \'Oe\'. Lain halnya dengan Koran Tjerimai yang terkesan masih sangat sederhana, Koran Genderang telihat sudah banyak berinovasi. Penamaan koran di bagian paling atas koran tersebut juga disisipkan gambar drum lengkap dengan stick-nya. Mungkin maksudnya sesuai dengan nama korannya yang berjudul Genderang. Di masa ini Indonesia baru saja merasakan cita-cita leluhur yakni dengan merdeka dari jajahan negara manapun. Sehingga penamaan Genderang begitu cocok dengn situasi saat itu. Dalam koran Genderang ini, tercatat ada Naskah Persetujuan Linggarjati. Semua naskan koran yang ada di DEPO Arsip Cirebon merupakan hasil penelusuran tim dari Arsip Nasional yang ada di Perpustakaan Nasional di Jakarta. Yang sengaja ditelusuri hingga menemukan koran dari masa kolonial itu (Tjerimai). Sayangnya, demi terjaganya arsip tersebut pihak arsip nasional tidak memberikan arsip koran aslinya. Sehingga hanya duplikasinya saja yang masih disimpan hingga kini di Depo Arsip Cirebon. \"Ini adalah hasil penelusuran kami. Setelah ditelusuri ada koran dari masa kolonial yang isinya ada tentang sejarah Cirebon juga. Tapi mereka tidak bisa memberikan koran aslinya jadi kita hanya boleh membawa duplikasinya saja,\" paparnya. Meski hanya duplikasi, namun isi koran yang tertera masih jelas terbaca meski harus tersamar dengan noda kuning pada kertas khas kertas lama. Pihaknya menduplikasi koran tua ini sesuai dengan ukuran aslinya. Depo Arsip memiliki sampel yang mewakili zaman. Dari era Kolonial yakni Koran Tjerimai, Orde Lama Koran Genderang dan terakhir Orde Baru yakni Pikiran Rakyat Edisi Cirebon. Yang belum dilakukan ialah “memutar” kembali rekaman sejarah dari masa ke masa lewat rekaman pemberitaan itu. (myg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: