MAKI Bikin Sayembara: Siapa yang Tahu Keberadaan Harun Masiku Dapat iPhone 11

MAKI Bikin Sayembara: Siapa yang Tahu Keberadaan Harun Masiku Dapat iPhone 11

JAKARTA - KPK dan Polri belum bisa menangkap Harun Masiku, tersangka kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO). Padahal diyakini politisi PDIP itu masih berada di Tanah Air.

Kecewa dengan lambannya pergerakan KPK dan Polri dalam menangkap Harun, Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) membuat sayembara. Siapa saja yang memberikan informasi keberadaan Harun Masiku akan mendapat hadiah iPhone 11.

“MAKI akan memberikan hadiah HP iPhone 11 bagi siapa saja yang bisa memberikan informasi keberadaan Harun Masiku sehingga informasi tersebut digunakan untuk menangkap yang bersangkutan (Harun Masiku, red),” kata Koordinator MAKI Boyamin Saiman di Jakarta, Minggu (16/2).

Sayembara ini, kata Boyamin, tidak hanya berlaku untuk informasi keberadaan Harun Masiku, melainkan juga mantan Sekretaris Mahkamah Agung, Nurhadi, yang kini juga dalam pencarian KPK. Nurhadi merupakan tersangka kasus suap dan gratifikasi perkara di Mahkamah Agung tahun 2011-2016.

“Nurhadi juga belum ditemukan sampai saat ini. Jadi hadiah HP iPhone 11 juga berlaku kalau ada informasi terkait keberadaan Nurhadi,” jelasnya.

Informasi keberadaan Harun Masiku dan Nurhadi, kata Boyamin, dapat diberikan langsung ke KPK atau MAKI dengan nomor 081218637589. Hadiah tersebut tidak terbatas waktu hingga keduanya tertangkap. Boyamin menyebut, sebelumnya MAKI juga pernah mengadakan sayembara serupa dengan hadiah Rp10 juta.

Saat itu terkait keberadaan Setya Novanto pada tanggal 16 November 2017. Berhubung informannya tak bersedia menerima hadiah maka uang Rp10 juta telah diserahkan kepada yayasan yatim piatu.

Sementara, pakar hukum pidana Universitas Al Azhar Indonesia Suparji Ahmad menilai sayembara tersebut merupakan komitmen masyarakat dalam membantu pemberantasan korupsi. Ia mengatakan apa yang digelar MAKI wajib diapresiasi. “Sebagai bagian komitmen masyarakat dalam memberantas korupsi,” katanya, kemarin.

Di sisi lain, fenoma ini merupakan sindiran kepada aparat penegak hukum, khususnya KPK yang belum bertaji dalam menemukan dan menangkap Harun Masiku dan Nurhadi. “Dengan sayembara ini diharapkan buronan tersebut segera tertangkap, baik oleh masyarakat maupun KPK,” jelasnya.

“Tertangkapnya Harun Masiku akan membuka tabir perselingkuhan parpol dengan penyelenggara pemilu dalam proses PAW yang salah satunya dinodai dengan suap menyuap. Praktik ini menjadi noda demokrasi dan bibit adanya korupsi,” tandasnya.

Diketahui, KPK sejauh ini mengatakan terus memburu Harun Masiku. KPK sudah membentuk Satuan Tugas Khusus (Satgasus) untuk mencari tempat persembunyian Harun Masiku. Wakil Ketua KPK Alexander Marwata mengatakan, pembentukan Satgasus membuktikan keseriusan KPK untuk menangkap Harun.

Bahkan, KPK telah memasukkan Harun Masiku ke dalam daftar pencarian orang (DPO). “Kami sudah keluarkan DPO, tetapi sampai sekarang kami belum mendapatkan,” ujar Alexander Marawata di Gedung KPK, Jakarta, belum lama ini.

Dia menuturkan, dalam pencarian ini KPK juga bekerja sama dengan polisi. “Kami tidak bicara 1 bulan, 2 bulan. Kami sudah minta bantuan Polri untuk mencari yang bersangkutan,” ucapnya.

Beberapa waktu lalu, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Argo Yuwono mengatakan polisi tidak main-main memburu Harun Masiku. Buktinya, Polri telah memerintahkan kepada seluruh polres dan polda untuk mencari Harun Masiku. “Intinya polisi serius membantu dan leading sector-nya ada di KPK, kita polisi membantu. Ya ini sudah kita cari,” kata Argo. (lan/gw/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: