PDF Mu’allimin Mu’allimat Gelar UN Perdana

PDF Mu’allimin Mu’allimat Gelar UN Perdana

CIREBON-Untuk kali pertama, Pendidikan Diniyah Formal (PDF) Pondok Pesantren (Ponpes) Mu\'allimin Mu\'allimat melaksanakan ujian nasional (UN). Ada dua tingkat yang mengikuti ujian, yakni Wustha setingkat dengan SMP dan Ulya setingkat SMA.

Sekolah berstandar nasional yang baru berdiri 3 tahun itu, merupakan PDF yang pertama berdiri di Cirebon, dan yang pertama kali menggelar UN. “Melaksanakan ujian merupakan yang pertama, setelah PDF Mu\'allimin Mu\'allimat berdiri 3 tahun. Untuk tingkat Ulya ada 35 siswi dan tingkat Wustha ada 58 siswi. Jadi, totalnya ada 93 siswi. Ujian dimulai dari hari Sabtu 14 Maret sampai hari Senin 16 Maret 2020,” ungkap Panitia Ujian, KH Husain Kholiq kepada Radar, akhir pekan kemarin.

Lebih lanjut, dijelaskan KH Husain, ada lima mata pelajar yang diujikan di PDF yakni tafsir dengan ilmu tafsir, hadits dengan ilmu hadits,  bahasa Arab, fiqh dengan ushul fiqh, dan nahwu shorof. “Hari Sabtu dan Minggu dengan masing-masing  dua mata pelajaran dan hari Senin satu mata pelajaran,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Waka Kurikulum KH Syahid Fanani mengatakan, ujian yang dilaksanakan oleh PDF berbeda dengan ujian sekolah lain. Menurutnya, Ujian Nasional atau Imtihan Wathoniyah berbasis kitab kuning sesuai dengan tujuan PDF yaitu mencetak ahli agama yang berbasis Islam Nusantara.

\"Semua soalnya berbahasa Arab, harapannya kedepannya menjadi sekolah internasional karena menggunakan bahasa Arab. Soal yang diujikan adalah mata pelajaran agama yang soalnya dibuat oleh dewan masyayikh nasional, yang diambil dari perwakilan penyelenggara pendidikan formal untuk menyusun kurikulum,” katanya.

Sementara itu, Edi Sadiri dari Kanwil Kemenag Jawa Barat mendatangi PDF Mu\'allimin Mu\'allimat untuk memastikan agar pendidikan akhir berstandar nasional itu serempak dilaksanakan secara nasional.

“Kalau saya khusus kesini. Jawa barat itu, PDF baru ada 5 yakni Sukabumi, Cirebon, Ciamis, Bandung, dan Bekasi. PDF itu formal, di Cirebon hanya PDF Mu\'allimin Mu\'allimat. Saya disini bertugas memantau agar ujin tersebut benar dilaksanakan,” tuturnya samabil mengatakan jika ujian ini merupakan sosialisasi Undang-Undang Nomor 18 tahun 2019.

Sedangkan, Kasi PD Pontren Kemenag Kabupaten Cirebon Yasin dengan timnya juga memantau pelaksanaan ujian nasional di PDF Mu\'allimin Mu\'allimat. Dikatakan Yasin, setelah lulus mereka mempunyai hak yang sama untuk melanjutkan ke jenjang berikutnya. “Kalau ‘Ula bisa ke Wustha, Wustha bisa ke Ulya dan Ulya bisa ke perguruan tinggi. Nanti kedepannya  juga sama diakui oleh pemerintah untuk dapat mengembangkan bakat minatnya,” jelasnya.

Menurut Yasin, mendirikan PDF tidak mudah. Tapi, harus memenuhi beberapa syarat. Syarat utamanya, lanjut Yasin, santrinya harus 300 dan pendidikannya semuanya berbasis kitab gundul. ”PDF sama haknya, mendapatkan BOS dan PIP seperti di sekolah lain,” jelasnya. (cep/adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: