PO Bus Batasi Trayek ke Arah Jabodetabek

PO Bus Batasi Trayek ke Arah Jabodetabek

CIREBON- Para pengelola perusahaan oto bus mengalami penurunan penumpang signifikan. Bus antar kota dalam provinsi (AKDP) maupun antar kota antar provinsi (AKAP) membatasi armada yang beroperasi.

Kebanyakan PO Bus mengurangi armadanya yang beroperasi melayani trayek dan rute, terutama tujuan Jabodetabek yang merupakan episentrum penyebaran corona virus disease (Covid-19).

Untuk armada tujuan Cirebon-Merak yang tadinya setiap PO memberangkatkan 10 unit per hari, kini tinggal 2 unit saja. PO Bus lain yang mengurangi unit armadanya yang beroperasi adalah Primajasa, trayek Cirebon-Bekasi.

Rahman, pengurus PO Primajasa menyebutkan, penurunan penumpang saat ini mencapai 80 persen dari waktu-waktu normal. Sehingga, pihaknya tetap melayani penumpang hanya saja ada pengurangan armada yang beroperasi dari tadinya 30 unit menjadi 15 unit saja. “Jadwal keberangkatan kita yang tadinya 30 menit sekali, menjadi 1 jam sekali,” ujar Rahman, kepada Radar Cirebon, Kamis (2/4).

Disampaikan dia, untuk mengurangi potensi paparan virus corona, setiap armada, awak bus dan penumpang setiap mampir di terminal dicek kesehatan dan diberikan hand sanitizer serta menyemprotkan disinfektan ke badan mobil bus.

Kemudian, protokol kebersihan juga diterapkan secara ketat. Diharapkan, dengan prosedur ini para penumpang menjadi lebih tenang dan nyaman. “Tiap sampai terminal, handle pintu disemprot disinfektan,” tandasnya.

Sementara itu, pengelola Terminal Tipe A Harjamukti belum mendapatkan petunjuk terkait rencana pembatasan angkutan umum AKDP maupun AKAP dari dan ke wilayah Jabodetabek. Sehingga, pihaknya masih melayani penumpang dan armada PO Bus yang biasa beroperasi ke wilayah tersebut.

Salah satu sopir bus trayek Cirebon-Merak, Yatna mengaku sudah seminggu ini terpaksa tidak narik, lantaran sepinya penumpang. Hal ini tidak menimpa dirinya saja, tapi para sopir bus AKAP maupun AKDP lainnya yang memberlakukan sistem setoran.

“Terakhir saya narik dua mingguan yang lalu, setoran tekor hampir Rp700 ribu. Dari PO juga mengurangi armada yang beroperasi,” ucap dia.

90 PERSEN ANGKOT TIDAK BEROPERASI

Di tempat terpisah, Sekretaris DPC Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Cirebon Karsono SH MH mengungkapkanm untuk para pengemudi angkutan umum di Cirebon, pemberlakuan physical distancing dan belajar dari rumah sangat berpengaruh terhadap penghasilan mereka.

Lebih dari 90 persen angkot yang biasa beroperasi di seluruh jalur trayek memilih untuk tidak narik. Otomatis para pengemudi tidak punya penghasilan. Angkot yang masih narik pun jumlahnya bisa dihitung jari, itupun mereka tidak bisa nutup setoran. 

Hanya angkot kea rah pasar yang masih beroperasi. Sebab mereka mengandalkan carter pedagang yang mengangkut barang. Sementara untuk angkot yang menuju kawasan perkotaan dan pendidikan, tentu kehilangan penumpang. (azs)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: