Banjir Rendam Sawah dan Permukiman

Banjir Rendam Sawah dan Permukiman

MAJALENGKA- Seluas 50 hektare lahan persawahan di Desa Panyingkiran Kecamatan Jatitujuh terendam banjir. Akibatnya  padi yang sudah mulai menguning roboh dan terancam gagal panen. Selain itu banjir juga mengenangi permukiman warga dan jalan desa. Sekitar 30 KK terdampak banjir.

Kepala Desa Panyingkiran Kecamatan  Jatitujuh, Cecep Kosasih   mengakui  setiap  hujan besar maka jalan  poros Panyingkiran digenangi air, dan berubah  jadi saluran  air dengan ketinggian air mencapai  50-60 cm. “Harapan kami dan warga normalisasi saluran sungai  yang ada dan jalan  poros desa minta di tinggikan dan di TPT,”  harap Kuwu Cecep kepada Radar Majalengka, kemarin (2/4).

Wakil Bupati (Wabup) Tarsono D Mardiana telah meninjau langsung ke areal persawahan dan permukiman yang terdampak banjir.  Wabup mengatakan, di Kecamatan Kertajati yang terdampak banjir dua desa yakni Desa Kertajati dan Desa Bantarjati. Sedangkan di Kecamatan Jatitujuh yang terdampak banjir adalah Desa Biyawak dan Desa Panyingkiran.

Menurut Tarsono, banjir ini diakibatkan dua penyuplai air, yakni saluran air Cibuaya, Saluran Cipelang Mati, Rawa Jawura dan Rawa di Desa Bantarjati. “Hektaran persawahan yang terdampak banjir ini mengakibatkan kerugian bagi petani. Petani dipaksa untuk segera memanen padinya, dikhawatirkan kalau sampai terendam bisa mengurangi kualitas gabah atau hasil panen,” katanya.

Tarsono menambahkan untuk masa tanam (MT) 2 jangan sampai ada warga atau oknum yang menanam padi di areal rawa. Karena dampak banjir salah satunya ada oknum yang selalau memanfaatkan lahan rawa ini.  “Saya tegaskan di MT 2 jangan sampai ada oknum masyarakat apalagi ada keterlibatan aparat terkait yang ikut-ikutan menanam padi di sana. Kita akan tindak tegas,” tandasnya. (ara)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: