Biasanya Ramai, Kini Pasar Tegalgubug Sepi

Biasanya Ramai, Kini Pasar Tegalgubug Sepi

CIREBON - Tak seperti biasanya, aktivitas di Pasar Tegalgubug kini sepi. Pasar tekstil terbesar se-Asia Tenggara ini, tak seramai biasanya. Akibat pandemi covid-19 yang terjadi, baik pedagang maupun pengunjung menurun.

Kepala Pasar Tegalgubug, H Ismail Fahmi mengungkapkan, setidaknya sudah sebulan ke belakang aktivitas pasar sepi. Terjadi penurunan jumlah pedagang dan pembeli yang hadir. Setidaknya, penurunan pedagang terjadi sekitar 40 persen dan penurunan pembeli mencapai 60 persen. Pasar dengan luas 11 hektar ini, memiliki sekitar 12 ribu pedagang lemprakan dan kios.

\"Sekarang paling yang tetap jualan itu hanya sekitar 8.000 pedagang saja,\" ungkapnya, kemarin.

Karena merupakan pasar tekstil terbesar, rata-rata penjual dan pembelinya pun berasal dari luar daerah. Mulai dari Jawa Barat seperti Bandung, Tasik, hingga Jawa Tengah seperti Pekalongan, Tegal, Brebes, bahkan beberapa pedagang dari Jabodetabek.

\"Pasca ada lockdown, mereka para pedagang baik pembeli kulakan pun sulit untuk menuju ke sini,\" terangnya.

Meski begitu, ia pun menuturkan, aktivitas masih terlihat dari para pembeli kulakan. Rata-rata, kini ramai di hari Jumat hingga Sabtu. \"Pasar kami kan tidak buka setiap hari. Hanya buka Selasa, Jumat, dan Sabtu. Rata-rata aktivitas masih terlihat ramai saat weekend itu,\" ungkapnya.

Sementara itu, untuk tetap memberikan kenyamanan aktivitas pasar, pihaknya pun mengimbau para pedagang dan pembeli untuk selalu menggunakan masker dan menerapkan physical distancing selama bertransaksi. Kemudian para pedagang juga diimbau untuk menyediakan alat cuci tangan dan hand sanitizer di masing-masing kios. Tak ketinggalan, kini pihaknya pun secara rutin melakukan penyemprotan disinfektan selama seminggu sekali untuk mencegah adanya penyebaran virus covid 19.

\"Kami juga akan bagikan masker gratis secara berkala, pada setiap pengunjung dan pedagang pasar,\" jelasnya.

Pihaknya pun kini telah menggandeng salah satu putera daerah lulusan ITB yang membuat disinfektan khusus. Disinfektan ini aman disemprotkan pada manusia, efektif untuk mencegah penyebaran covid-19 dan tak berbau kimia, melainkan berbau lemon. \"Ini kami semprotkan pada setiap pengunjung yang masuk pasar, juga pedagang,\" tukasnya. (apr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: