Krisis Stok Darah, PMI Indramayu Tetap Buka Layanan dengan Perketat SOP

Krisis Stok Darah, PMI Indramayu Tetap Buka Layanan dengan Perketat SOP

INDRAMAYU - Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Indramayu saat ini tengah mengalami krisis stok darah. Kondisi yang sangat mengkhawatirkan ini terjadi sejak diberlakukannya aturan pembatasan sosial guna mencegah penyebaran virus corona (Covid-19).

Di sisi lain, dampak merebaknya virus corona, membuat PMI ikut memperketat standar operasional prosedur (SOP) pengambilan darah dengan melakukan pengecekan kesehatan kepada para pendonor.

“SOP-nya memang demikian. Dulu kan bagi pendonor hanya diharuskan punya tekanan darah baik, denyut nadi teratur dan hemoglobin normal. Nah sekarang ditambah. Ini untuk mengantisipasi penyebaran virus corona atau Covid-19,” terang Wakil Ketua PMI Kabupaten Indramayu, Trisula Baedi kepada Radar Indramayu di sela kegiatan donor darah di RSUD Pantura MA Sentot Patrol, Selasa (7/4).

Langkah antisipasi dilakukan, sebelum pengambilan darah dimulai. Yakni dengan melakukan disinfektan di lokasi kegiatan. Jarak antar tempat tidur direnggangkan minimal 2 meter. Antrean pendonor juga dibatasi sehingga tidak terjadi kerumunan.

“Para pendonor diwajibkan untuk membersihkan tangan dengan cairan antiseptik,” tandas Trisula Baedi.

Selanjutnya, bagi para pendonor akan dicek suhu tubuhnya, tak boleh lebih dari 37,5 derajat. Petugas PMI, sambungnya, akan mewawancara calon pendonor darah secara rinci.

“Mereka ditanya apakah pernah ke luar negeri dalam waktu dekat, pernah kontak dengan pasien positif Covid-19, hingga mengisi formulir surveilans terkait keadaan lingkungan sekeliling,” tuturnya.

Jika memang memiliki gejala, PMI akan meminta penundaan pengambilan darah. Donor diminta menunggu 14 hari untuk memastikan dirinya memang sehat.

“Dengan SOP seperti ini, PMI justru membantu Dinas Kesehatan untuk mendata orang yang pernah kontak dengan positif, ke luar negeri, ada keluhan demam atau ada gejala-gejala yang mengarah ke virus corona,” jelasnya.

Trisula Baedi membenarkan, saat ini PMI lagi mengalami krisis stok darah. Kondisi ini terjadi sejak diterapkannya aturan social discanting dimana masyarakat dihimbau untuk menghindari kerumunan. Ditambah lagi banyaknya lembaga atau instansi seperti sekolah dan pondok pesantren yang terpaksa menunda donor darah karena diliburkan.

“Biasanya dalam sebulan itu full atau minimal 26 hari unit transfusi keliling. Malah sehari bisa sampai empat tempat berbeda. Tapi dengan kondisi sekarang, dapat setengahnya saja sudah bersyukur kita,” ujarnya.

Untuk itu, pihaknya mengajak masyarakat agar kembali mau mendonorkan darahnya di tengah situasi persebaran Covid-19 ini. Bahkan PMI  juga telah melakukan berbagai upaya sehingga proses donor darah tetap aman dan terhindar dari penularan.

Beberapa langkah yang dilakukan adalah dengan membuka layanan donor darah selama 24 jam. “Sehingga, pendonor punya waktu yang panjang untuk donor darah. Sekaligus menghindari antrean panjang yang memungkinkan terjadi kontak yang lama dengan banyak orang dalam satu waktu,\" terangnya. (kho)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: