Petani Keluhkan Harga Gabah Anjlok

Petani Keluhkan Harga Gabah Anjlok

CIREBON - Masa panen padi telah terjadi di sejumlah daerah, termasuk di Kabupaten Cirebon. Meski sedang mewabah virus corona alias Covid-19, petani tetap ke sawah untuk memanennya.

Aktivis Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, Tasrip  Abu Bakar menjelaskan, tidak ada istilah petani work from home (bekerja dari rumah). \"Petani tetap pergi dan mengolah sawahnya seperti biasa. Sebagian sudah masuk masa panen,\" kata Tasrip kepada Radar Cirebon, kemarin (8/4).

Tanaman padi yang sudah panen, kata Tasrip, di antaranya tersebar di Kecamatan Gebang, Ciledug, Ciwaringin, Arjawinangun dan Susukan. Luas yang panen diakui Tasrip masih sedikit. Ada di kisaran 5 persen atau sekitar 500 hektar dari total luas tanaman padi musim rendeng 2020 di Kabupaten Cirebon.

Untuk kualitas gabah sendiri terbilang bagus, meski saat ini masih musim penghujan. Ini dikarenakan hujan hanya turun di malam hari dan siang hari panas. Sehingga memudahkan petani untuk menjemur gabah yang baru dipanen.

Namun meskipun kualitas gabah bagus, tapi harga gabah saat ini tengah anjlok. Rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani hanya sekitar Rp4 ribu/kg. Harga ini menurut Tasrip cukup rendah. \"Ini tentu cukup mengkhawatirkan. Karena saat ini belum memasuki puncak panen. Harga gabah juga lagi anjlok, harganya lagi murah sekali. Kita pengennya harga gabah tetap stabil seperti beras,\" kata Tasrip.

Sementara itu, Kepala Bulog Cirebon, Ramadin mengatakan, gudang Bulog Cirebon saat ini masih memiliki stok cadangan beras yang berlimpah, mampu mencukupi kebutuhan pangan hingga 15 bulan ke depan.

Pihaknya mengakui harga beras di pasar tradisional kini mulai cenderung turun, seiring mulai berlangsungnya panen padi. \"Kita terus lakukan penyerapan gabah atau beras melalui mitra-mitra pengadaan, dengan harapan harga gabah petani bisa terangkat,\" katanya. (via)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: