Diskusi Komunitas Peduli Menghadapi Covid-19, Pentingnya Masyarakat Tetap Produktif di Tengah Pendemi

Diskusi Komunitas Peduli Menghadapi Covid-19, Pentingnya Masyarakat Tetap Produktif di Tengah Pendemi

Covid-19 yang begitu cepat tersebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia tentunya memberikan pukulan telak untuk kondisi perekonomian. Imbauan physical distancing serta bekerja, belajar dan beribadah di rumah, membuat roda ekonomi nyaris terhenti. Masyarakatpun gamang. Dilema untuk memilih kesehatan atau nasib perekonomianya.

KHOIRUL ANWARUDIN, Kesambi

MASYARAKAT tengah berada pada kondisi tidak menentu. Apalagi wabah covid-19 sangat berdampak pada sektor perekonomian. “Kita memahami dampaknya sangat luas. berbagai sendi kehidupan terpengaruh karena adanya Covid-19,” ucap H Dede Muharam Lc, usai menghadiri diskusi yang digelar di Graha Pena Radar Cirebon, Senin (20/4).

Dede yang bersama beberapa tokoh lain mendirikan Komunitas Peduli Menghadapi Covid-19 berharap agar masyarakat yang gamang terhadap kondisi ini mendapatkan solusi. Khususnya bagi pekerja serabutan yang begitu terdampak. Mereka begitu menggantungkan hidupnya dari bekerja keluar rumah meski dalam kondisi seperti saat ini.

Komunitas tersebut, memiliki kepedulian untuk bagaimana penanganan Covid-19 dilakukan secara komprehensif. Serta memberikan edukasi dari berbagai stakeholder yang berwenang.

“Kita akan berkoordinasi dengan banyak pihak. Sehingga masyarakat tidak gamang dalam mencari rezeki. Bagaimana wabah Covid-19 ini supaya tidak berdampak terhadap kesehatan masyarakat dan mematikan perekonomian. Dan tanpa berlawanan dengan keputusan pemerintah,” ucapnya.

Ia melanjutkan, walaupun dengan protokol kesehatan, aktivitas sosial ibadah dan ekonomi masih tetap jalan. Karena nggak mungkin masyarakat tinggal di rumah tanpa adanya penghasilan.

Menurut dr Asad Sp THT KL, kegamangan yang terjadi di masyarakat membuat orang orang takut tertular yang pada akhirnya membuat mereka membatasi untuk berinteraksi dengan masyarakat. Sehingga membuat aktivitas sosial dan ekonomi menjadi terpuruk. “Yang pertama kita harus mencari solusi bagaimana kita mengeliminir risiko negatif  dari Covid-19 ini,” ungkapnya.

Cara yang pertama, kata Direktur RS Permata Cirebon itu, dengan menjaga asupan nutrisi dan mengelola stress supaya membuat daya tahan tubuh meningkat. Kemudian menggunakan masker, hand sanitizer dan rajin mencuci tangan serta melakukan social distancing atau menjaga jarak untuk mengurangi risiko penularanya.

Kemudian yang tak kalah penting adalah bagaimana mengantisipasi dampak ekonomi yang ditimbulkan oleh Covid-19. Asad mengatakan perlu adanya keseragaman pemahaman kepada masyarakat. Pasalnya selama ini pemahaman yang sampai kepada masyarakat cenderung parsial. Sehingga membuat mereka takut yang berlebihan atau sebaliknya, berani berlebihan karena ketidaktahuan.

Yang terjadi justru masyarakat menjadi latah. Sehingga tidak melakukan apa-apa. Padahal komoditas kebutuhan masyarakat tidak boleh berhenti. Asalkan, dalam proses produksi dan distribusinya harus dilakukan dengan mematuhi protokol pencegahan covid-19. “Harus ada standar pemahaman, sehingga di tengah wabah Covid-19 ini, masyarakat bisa eksis, survive dan tetap bisa produktif,” ungkapnya.

Selain itu juga diperlukan kedisiplinan masyarakat. Bagi yang memiliki gejala seperti batuk, deman, dan nyeri tenggorokan atau gejala lain yang identik dengan gejala Covid-19, harus segera mengisolasi diri. Begitupun dengan orang orang yang pernah kontak dengan penderita Covid-19.  “Atau bisa datang ke institusi kesehatan. Kalau pemahaman Ini diterapkan, maka penyebaran covid-19 bisa dikendalikan dan perekonomian masih tetap jalan,” pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: