Belum Permanen di Pelatda

Belum Permanen di Pelatda

CIREBON - Kontrol ketat terus diupayakan Taekwondo Indonesia (TI) Kota Cirebon kepada para atletnya. TI tak membiarkan para taekwondoin kehilangan banyak waktu.

Maka, tidak ada libur panjang bagi mereka. Protokol latihan di masa pandemi covid-19 pun terus diberlakukan.

Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) TI Kota Cirebon, Suwiriyadi mengungkapkan, secara resmi para atlet mendapat jatah rehat selama lima hari. Sejak Jumat hingga Selasa (22-26/5).

Kendati demikian, TI tetap menganjurkan para atlet menjaga kebugaran dengan menjalankan menu latihan yang lebih ringan.

\"Seorang atlet harus punya kontrol diri yang bagus. Apalagi dalam situasi yang serba terbatas seperti saat ini,\" kata Suwiriyadi.

Setelah kesuksesan mencatat sejarah pada Pekan Olahraga Daerah (Porda) Jawa Barat XIII/2018, taekwondo menjelma menjadi salah satu cabang olahraga (cabor) paling diunggulkan.

Tidak heran, top organisasi cabor bela diri asal Korea tersebut berupaya semaksimal mungkin menjaga performa atlet-atlet.

Terlebih, saat ini ada tiga taekwondoin Kota Udang yang masuk rencana besar TI Jawa Barat menyongsong PON XX di Papua.

Mochammad Alfin Febriyana, Syifa Indah Syafira dan Muhammad Arrifat Dhivanagara tercatat sebagai anggota Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda). TI Jawa Barat berniat mempertahankan gelar juara umum pada pesta olahraga empat tahunan itu.

Namun demikian, posisi Alfin dan kawan-kawan di Pelatda belum lah permanen. TI Jawa Barat masih menyeleksi atlet terbaik untuk masuk tim inti yang akan diboyong ke Papua.

Maka, persaingan di antara para anggota Pelatda, masih terbuka. \"Baik Alfin, Syifa dan Rifat punya potensi yang besar,\" ujar Suwiriyadi.

\"Yang perlu mereka lakukan adalah menjaga agar semangat tidak kendur. Tetap disiplin latihan meski hanya dilakukan secara mandiri di rumah masing-masing. Tentu kami sebisa mungkin mensuport mereka. Mengawal program latihan TI Jawa Barat. Juga menyalurkan uang pembinaan,\" imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi (Binpres) TI Jawa Barat, Bayu Frimansyah mengungkapkan, untuk hasil terbaik seleksi ketat wajib dilakukan.

TI sendiri masih bergantung pada kuota atlet yang dikehendaki KONI Jawa Barat. Oleh karena itu, tidak semua anggota camp latihan taekwondo dapat diboyong ke Papua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: