Sempat Viral, Bagaimana Kondisi Karantina Wisma Atlet Sekarang?

Sempat Viral, Bagaimana Kondisi Karantina Wisma Atlet Sekarang?

JAKARTA – Fasilitas karantina Tower 9 Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet sempat dikeluhkan para penghuninya.

Kondisi ini terjadi karena infrastruktur yang belum siap. Baik dari sarana dan prasarana maupun pelayanannya.

Terkait adanya keluhan warga, Gugus Tugas memastikan bahwa apa yang telah terjadi tersebut bersifat insidentil. Gugus Tugas dapat memahami apa yang terjadi terkait kekurangan tersebut sehingga menimbulkan sesuatu yang tidak diharapkan.

Berdasarkan laporan yang diterima Gugus Tugas dari Wakil Panglima Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) RS Darurat Wisma Atlet Brigjen TNI, M Saleh, pada hari Sabtu (14/5) terjadi ketibaan para peserta karantina WNI yang kembali ke Tanah Air atau repatriasi yang terdiri dari Anak Buah Kapal (ABK), Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan juga mahasiswa dari berbagai negara, melalui Bandara Soekarno Hatta dengan jumlah lebih dari 1.000 orang.

Sebelum melakukan karantina di Wisma Atlet, pada WNI telah mengikuti tahapan protokol kesehatan yang dilaksanakan di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) meliputi skrining suhu tubuh, tes cepat (rapid test) dan pengisian formulir kesehatan.

Setibanya di kompleks Wisma Atlet, mereka langsung diarahkan untuk menghuni Tower 9 Wisma Atlet, yang mana tower tersebut adalah wisma karantina, bukan rumah sakit.

Dalam hal ini tower tersebut memang sifatnya adalah cadangan, belum digunakan atau diaktifkan secara penuh.

\"Kami perlu jelaskan bahwa Tower 9 atau Blok C2 ini adalah wisma karantina untuk repatriasi, jadi bukan termasuk RS Darurat Wisma Atlet,\" jelas Brigjen TNI M. Saleh.

Sebagai informasi, sesuai kebijakan aturan yang telah dikeluarkan Pemerintah Indonesia, beberapa tower di kompleks Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet disiapkan sebagai lokasi karantina bagi Warga Negara Indonesia (WNI) repatriasi dari berbagai negara.

Terkait pengoperasian Wisma Atlet, ada beberapa tower yang memang belum dioperasikan dan bersifat antisipatif. Artinya tower baru akan diaktivasi ketika terjadi lonjakan peserta karantina, baik dengan status Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP) maupun pasien COVID-19.

Selain itu, Gugus Tugas juga menyadari bawa pada saat itu petugas dari TNI, dari KKP (Kantor Kesehatan Pelabuhan) maupun dari instansi terkait pun masih sangat terbatas. Sehingga dalam hal ini diakui bahwa kesiapan belum seluruhnya maksimal.

Melihat kondisi tersebut, Ketua Gugus Tugas Doni Monardo telah memberikan arahan kepada jajarannya dan unsur terkait untuk mengambil tindakan dengan melakukan peningkatan mulai dari sistem penerimaan, pengamanan, dukungan logistik, kesiapan fasilitas dan pemeriksaan laboratorium untuk uji sampel dan tes swab sampai dengan pengembalian atau pemulangan.

Selain itu Doni Monardo yang juga Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga telah mengambil tindakan untuk mengingkatkan koordinasi antar lembaga/Tim kerja mulai dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP), Direktorat Jenderal Imigrasi, Otoritas Bandara dan Pelabuhan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian BUMN, TNI & POLRI, sehingga semua kendala yang dihadapi segera mendapatkan solusi yang terbaik.

Dalam hal ini, Wapangkogasgab RSD Wisma Atlet, Brigjen TNI M. Saleh bersama pihak terkait telah melakukan upaya-upaya untuk perbaikan insfrastruktur, layanan, fasilitas dan segala sesuatu yang dianggap perlu secara bertahap.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: