Untuk Penuhi Kuota, PPDB Jilid Dua Terulang

Untuk Penuhi Kuota, PPDB Jilid Dua Terulang

*Banyak Kursi Kosong di Sekolah Negeri, Kadisdik Usul Manual   KESAMBI– Tahun 2012 lalu, dunia pendidikan di Kota Cirebon tercederai oleh kehadiran penerimaan peserta didik baru (PPDB) jilid dua. Tahun ini, hal itu terbuka lebar kembali terulang. Prinsip yang berbeda, jika tahun lalu karena pemaksaan kehendak, tahun ini PPDB jilid dua untuk mengisi kursi kosong dengan sistem teratur. Ketua PPDB 2013, Abdul Haris MPd menjelaskan, ada kemungkinan dibuka PPDB jilid dua. Hanya saja sistem yang digunakan masih belum disepakati, antara online atau manual. Diterangkan Haris, dia dan Kepala Disdik Anwar Sanusi SPd MSi sudah menghadap Wali Kota Drs H Ano Sutrisno MM dan Wakil Wali Kota Drs Nasrudin Azis SH untuk melaporkan seluruh rangkaian PPDB dan solusi mengisi kursi kosong pada beberapa sekolah. “PPDB jilid dua belum diputuskan. Menunggu kebijakan wali kota dan wakil wali kota,” ucapnya kepada Radar, Minggu (7/7). Sabtu malam (6/7) setelah penutupan PPDB, Haris dan kadisdik mengusulkan pembukaan PPDB jilid dua dengan sistem manual. Meskipun demikian, sistem manual akan dilakukan dengan ketat dan menghindari aksi titip-menitip. “Bisa juga online, semua tergantung kebijakan pimpinan (wali kota dan wakil wali kota, red),” tukasnya. Untuk mengisi kekosongan kursi siswa baru, masa PPDB diperpanjang atau membuka PPDB jilid dua. Wali kota berpesan, jika dilakukan harus tetap mengacu pada prinsip dasar. Yakni tidak ada penambahan rombel dan setiap rombel tidak lebih dari 40 siswa. Terkait pengumuman kelulusan dilakukan Selasa atau tiga hari sejak penutupan PPDB online, hal itu untuk mengikuti jadwal yang ditetapkan. Namun, setelah diputuskan dalam rapat internal, disdik memutuskan waktu jeda tersebut tidak digunakan untuk menyamakan persepsi dengan kepala sekolah. “Tahun lalu berlaku, tahun ini tidak. PPDB online sudah dikunci sejak Sabtu. Dijamin tidak ada perubahan nama dan NUN” tegas Haris. Meskipun demikian, Selasa (9/7) tetap ada pengumuman di setiap sekolah dan online. Kepala Disdik Anwar Sanusi menambahkan, disdik memiliki harapan yang sama dengan semua pihak. Yaitu, saat penutupan pada Sabtu kemarin, langsung diumumkan. Namun, aksi saling cabut-mencabut pendaftaran pada Jumat dan Sabtu (5-6/7), memungkinkan ada nama yang tidak terdata secara online. Oleh karena itu, waktu yang ada digunakan untuk cek dan ricek data peserta. Namun, pendaftaran tetap ditutup dan dikunci. Sehingga, tidak ada perubahan nama dan NUN. “Kami tetap berkomitmen membawa PPDB tahun ini lebih baik dari sebelumnya,” ucap Anwar. Sementara aktivis pendidikan Drs Nana Sudiana MPd mengatakan banyaknya kursi siswa baru yang kosong di berbagai sekolah harus dicarikan solusinya. Untuk itu, Nana mengusulkan agar disdik maupun Pemerintah Kota (Pemkot) Cirebon untuk membuka PPDB jilid dua. Dimaksudkan, PPDB jilid dua ini untuk mencari siswa baru yang akan mengisi kursi kosong. Namun, Nana menegaskan bahwa PPDB jilid dua yang diusulkan berbeda dengan PPDB jilid dua pemaksa kehendak tahun lalu. “Jangan dimaknai seperti itu. PPDB gelombang dua harus dengan sistem dan konsep matang,” ucapnya kepada Radar. Sebagai pendidik, Nana memahami betul harapan kepala sekolah jika terjadi kekosongan kursi siswa baru. Karena itu, usulan membuka PPDB jilid dua diharapkan menjadi solusi terbaik. Sebab, jika kursi siswa baru dibiarkan kosong, akan bertentangan dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 39 tahun 2010 tentang Jumlah Mengajar Guru. Sebagai contoh, SMAN 9 dengan delapan rombongan belajar (rombel) dan 40 siswa setiap rombel. Dengan kekurangan siswa hingga lebih dari 200, membuat guru kehilangan 10 jam mengajar bagi guru yang mengajar dua jam pelajaran, dan 20 jam bagi yang mengajar 4 jam pelajaran. Jika ini terjadi, lanjut Nana, akibatnya guru tersebut tidak mendapatkan sertifikasi. “Ini jelas merugikan guru,” tukasnya. Jika disdik membagi jumlah siswa yang ada dengan jumlah rombel, otomatis setiap kelas tidak akan mencapai 40 siswa. Hal ini berimbas pada biaya pendidikan yang lebih tinggi. “Akhirnya, orang tua terbebani. Pasti ada banyak biaya tambahan,” ucap guru senior itu. Karena itu, Nana meyakinkan PPDB jilid dua bagi sekolah yang masih menyisakan kursi kosong, tidak akan berakibat buruk seperti tahun lalu. Sepanjang, sistem yang digunakan terkonsep matang. “Saya lebih condong ke manual saja,” jawabnya tentang sistem PPDB jilid dua nanti. Ketua Bidang Litbang Dewan Pendidikan Kota Cirebon, M Rafi SE mempertanyakan waktu pengumuman yang berbeda tiga hari dari waktu penutupan. Hal ini menimbulkan kecurigaan permainan perubahan NUN atau nama baru. Sebab, pengalaman tahun lalu password bocor dan NUN banyak berubah. “Jangan sampai terulang,” ujarnya. Sejauh ini, elemen masyarakat terus memantau. Rafi berharap agar pihak disdik tidak bermain di PPDB tahun ini. (ysf)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: