Gelombang Tinggi, Nelayan Sulit Melaut

Gelombang Tinggi, Nelayan Sulit Melaut

CIREBON- Gelombang tinggi dan rob yang melanda Laut Jawa menyebabkan sebagian nelayan di Kampung Pesisir, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, tidak berani melaut. Selain hasil tangkapan yang berkurang, faktor keselamatan juga menjadi pertimbanganya.

Berdasarkan pantauan Radar Cirebon di Pesisir Panjunan, puluhan kapal banyak yang disandarkan di sepanjang muara Sungai Sukalila. Beberapa nelayan memanfaatkan waktu tak melautnya dengan memperbaiki kapal atau jaring yang rusak. \"Saat ini sebagian nelayan ada yang sudah tidak lagi melaut.” kata salah satu nelayan pesisir, Darmanto, kepada Radar Cirebon.

Menurutnya, meskipun tak separah saat beberapa hari lalu, namun gelombang di laut masih cukup tinggi. Angin yang berhembus juga masih cukup kencang. “Cuacanya memang sedang kurang bagus untuk melaut. Ya daripada kenapa kenapa masih mending nunggu reda dulu,” katanya.

Sementara itu, salah satu nelayan yang tetap melaut, Samsudin mengaku terpaksa tetap beraktivitas karena kebutuhan dapur. Namun hasil yang didapatkan masih jauh dari harapan. Hasil tangkapanya menurun drastis.

“Kalau biasanya dapat 1 ton, sekarang cuma puluhan kilogram saja. itupun dapatnya ikan kebanyakan ikan kembung yang harganya murah,” ucapnya.

Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan, rob berdampak signifikan dipicu oleh kombinasi antara periode pasang air laut akibat pengaruh fase bulan mati bersamaan dengan adanya rambatan gelombang tinggi dari Samudra Hindia.

Pada awal Juni ini, potensi \"Rob\" diperkirakan akan kembali terjadi khususnya untuk Perairan Utara Jawa. Potensi tersebut disebabkan oleh kondisi pasang air laut yang cukup tinggi di beberapa wilayah Indonesia akibat fase bulan purnama (full moon/spring tide).

Selain dari faktor astronomis tersebut, terdapat faktor meteorologis berupa potensi gelombang tinggi yang diprakirakan terjadi mencapai 2,5 meter hingga 4,0 meter di Laut Jawa.

Gelombang tinggi dibangkitkan oleh embusan angin kuat dan persisten mencapai kecepatan hingga 25 knot (46 Km/Jam) yang ikut berperan terhadap peningkatan kenaikan tinggi muka air laut yang terjadi di Perairan Utara Jawa.

Secara klimatologis, tinggi muka air laut pada bulan Mei dan Juni di Perairan Indonesia umumnya berada di atas tinggi muka laut rata-rata (mean sea level, MSL). (awr)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: