Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Wisata

Ubah Lahan Tak Produktif Jadi Wisata

CIREBON – Kreativitas dari tangan pemuda, tanah yang tidak produktif di Blok Kasab Desa Babakan, Kecamatan Ciwaringin, dijadikan sebagai wisata perkemahan. Wisata perkemahan pertama kali di Ciwaringin itu, langsung dilaunching Camat Ciwaringin, H Kholidin didampingi unsur muspika, Selasa (9/6).

Camat Kholidin mengaku, sangat mengapresiasi Kuwu Desa Babakan yang telah memberikan kepercayaan kepada masyarakatnya untuk menggali potensi Sumber Daya Alam yang ada di wilayahnya. Sehingga, tercipta wisata Bumi Perkemahan Sumur Pandan Alam. Nama lokasi Sumur Pandan, diambil dari nama Sumur Tua bernilai situs sejarah yang berada di lokasi tersebut.

“Awalnya konon tanah desa ini tidak produktif. Namun, kreativitas para pemuda sini memiliki berbagai gagasan hingga lahan ini menjadi tempat yang sangat bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Dengan dijadikan tempat wisata alam,” kata Camat kepada awak media.

Menurutnya, lahan yang sudah menjadi indah karena gagasan dari pemuda ini, harus lebih dioptimalkan agar muncul inovasi inovasi baru dalam pengembangan tempat ini, untuk menarik para pengunjungnya. Pihaknya juga mengaku, akan melakukan kemah perdananya untuk memeriahkan suasana wisata tersebut.

“Dalam waktu dekat ini, kami sudah ngobrol dengan Kapolsek, Danramil dan UPT serta para kuwu untuk mengadakan kemah perdana, sambil ada materi Capacity Building. Tinggal nunggu waktu dan momentum yang tepat saja,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Kuwu Desa Babakan, Syatori mengatakan, lahan yang akan dijadikan tempat perkemahan dan PAUD berbasis alam, merupakan lahan kosong milik desa yang tidak produktif. Dia juga mengapresiasi gagasan kreatif para pemuda.

Dengan adanya destinasi wisata alam, bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. “Kalau ramai, ke depannya, bisa membantu masyarakat kita dalam perekonomian,” tukasnya.

Sementara itu, Eeng salah satu pengelola Bumi Perkemahan Sumur Pandan Alam mengaku, dirinya bersama rekannya telah bekerja keras dari bulan puasa untuk mengubah lahan tersebut dengan babad alas. Dia menata lahan dari kondisi semak belukar menjadi lahan yang produktif.

“Setelah rapi, sekarang sudah banyak masyarakat yang berjualan. Yang berkunjung juga dari banyak masyarakat, santri dan siswa. Suasana sekarang menjadi hidup,” terangnya. (cep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: