PJJ, Tanamkan Protokol Kesehatan kepada Siswa, Gelombang Pertama Belum Berakhir

PJJ, Tanamkan Protokol Kesehatan kepada Siswa, Gelombang Pertama Belum Berakhir

CIREBON - Sejumlah orang tua menyampaikan kekhawatirannya di media sosial. \"Sekolah mau dibuka lagi, apakah anak-anak sudah aman?\" tanya salah satu orang tua siswa lewat Instastory Instagram. \"Kalau sekolah buka lagi, harus gimana ini?\" pertanyaan serupa juga disampaikan salah satu orang tua dari sebuah lembaga pendidikan di Kota Cirebon yang kabarnya dalam dua bulan mendatang akan kembali membuka proses belajar.

Hingga saat ini, Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat memang belum memutuskan untuk buka kembali kegiatan pendidikan di sekolah, pesantren dan lembaga pendidikan lainnya. Meski di beberapa daerah, pesantren sudah bakal kembali membuka aktivitasnya.

Dokter Spesialis Anak, dr Irman Permana SpA (K) mendorong agar protokol covid-19 masuk dalam kurikulum pendidikan jarak jauh (PJJ). Menurutnya, ada waktu beberapa bulan ke depan untuk menyiapkan segala sesuatunya. \"Sekolah memang jangan terburu-buru buka. Paling cepat mungkin awal tahun depan,\" kata Irman, saat menjadi narasumber Talk Show Warkop Waw di Graha Pena Radar Cirebon.

Koordinator Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Perwil Cirebon itu menambahkan, mempersiapkan segala sesuatu yang dimaksud ada dua hal. Pertama, sekolah mempersiapkan infrastruktur protokol covid-19. Misalnya, jumlah wastafel untuk cuci tangan, jarak antar kursi, sistem shift ganjil genap untuk menjamin berjalannya jaga jarak dan lain sebagainya.

Kedua, mempersiapkan siswa untuk memahami protokol covid-19. Salah satunya lewat PJJ tersebut. Bagaimana dalam materi pembelajaran disampaikan kepada siswa mengenai bagaimana mencegah penyebaran virus, menggunakan masker, cara berinteraksi yang aman, dan kelengkapan yang harus dipersiapkan.

Dengan dua cara ini, diharapkan pada saat sekolah kembali dibuka, baik insfrastruktur maupun manusianya sudah benar-benar siap. Sehingga apa yang terjadi di negara lain, tidak terjadi di Indonesia.

Yang tidak kalah penting adalah peran orang tua, bagaimana mampu membimbing anak-anaknya untuk menerapkan protokol covid-19. Diharapkan, upaya-upaya penerapan protokol ini terus dibiasakan. Mengingat belum adanya vaksin untuk covid-19 dan cara yang paling aman untuk mencegah tertular adalah menerapkan pola hidup bersih dan sehat, jaga jarak, pakai masker dan lainnya.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Cirebon, dr Edial Sanif SpJP FIHA meminta masyarakat tetap waspada dengan covid-19. Protokol kesehatan wajib diterapkan, walaupun  di Kota Cirebon covid-19 melandai.

Disampaikan dia, yang terjadi saat ini adalah gelombang pertama masa pandemi masih belum berakhir, terlihat dari kondisi secara nasional yang angka nya masih tinggi.

Yang dikhawatirlan, dengan mulai digaungkannya AKB malah membuat kelonggaran yang diberikan terlalu dianggap remeh oleh masyarakat, sehingga mereka mengira bahwa fase new normal ini adalah kondisi normal seperti sedia kala.

\"Tim medis tetap bekerja profesional, waspada harus tetap karena kita tidak bisa memprediksi kapan akan berakhir. Kondisi ini tergantung pada semua pihak, ya masyarakatnya, ya pemerintahnya,\" ungkap Wakil Dekan 1 Fakultas Kedokteran Universitas Swadaya Gunung Jati (FK-UGJ) tersebut.

Setelah melewati tiga kali penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), saat ini Kota Cirebon sendiri belum berani menerapkan fase AKB, melainkan melanjutkan PSBB jilid IV secara proporsional.

Dari keputusan pemerintah daerah tersebut bisa dilihat bahwa Kota Cirebon masih berhati-hati, walaupun dari data angka kasus positif sudah zero, menyusul dua pasien terakhir sudah dinyatakan sembuh. \"Kita berharap walaupun sudah ada pelonggaran, tata pelaksanaan protokol kesehatan harus tetap dijaga,\" harapnya

Dilihat secara medis, Edial menilai semua jenis virus itu bisa dilawan dari dalam tubuh dengan imunitas yang kuat. Jika masyarakat melakukan prilaku hidup sehat, ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan secara maksimal, maka secara otomatis berpengaruh pada terbentuknya imunitas tubuh yang kuat, dan itu akan bisa melawan segala virus yang ada, termasuk Covid-19.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: