90% Drainase Kota Tersumbat

90% Drainase Kota Tersumbat

18 Titik Diperbaiki, Ada yang Berusia 622 Tahun   CIREBON– Banjir yang selalu melanda Kota Cirebon saat musim hujan tiba disebabkan beberapa faktor. Salah satu penyebab banjir adalah penyumbatan drainase. Setidaknya, berdasarkan data lapangan, 90 persen dari jumlah total drainase di Kota Cirebon tersumbat. Langkah penanganan dalam waktu dekat, 18 drainase di titik utama akan diperbaiki. Seluruh instansi terkait penanganan banjir berkumpul di kantor Bappeda, Selasa (9/7). Wali Kota Ano Sutrisno langsung memimpin jalannya rapat rencana penanganan banjir di Kota Cirebon. Ano mengatakan, banyak jembatan dan drainase yang ditutup total. Hal ini otomatis menyumbat aliran air. “Banjir terjadi akibat dari penutupan saluran drainase. Gerakan bebersih saluran dan sungai perlu dilakukan segera,” ucapnya. Karena itu, Ano memerintahkan instansi terkait untuk menajamkan rencana kerja nyata tersebut. Dikatakan, kondisi sungai dan saluran drainase di Kota Cirebon memerlukan perhatian. Berbagai persoalan yang ada perlu dibuat penanganan komprehensif. Diakui, 90 persen drainase yang bermasalah itu menjadi tanggung jawab dan kewenangan pemkot. Secara bertahap, kata Ano, pemkot melalui dinas terkait telah membuat program perbaikan dan pengerukan agar drainase kembali lancar. “Ada 18 titik drainase yang akan diperbaiki,” ucapnya. Ketua Satgas Penanganan Banjir BBWS Cirebon, Kasno mengatakan, salah satu penyebab utama banjir di Kota Cirebon karena saluran drainase tak memiliki fungsi maksimal. Setidaknya, 90 persen drainase tersumbat. “Drainase yang ada membutuhkan pemeliharaan,” pesannya. Selain itu, drainase di jalan-jalan Kota Cirebon hampir seluruhnya tertutup permanen. Karena itu, BBWS menawarkan solusi agar sumbatan drainase dibuat tidak permanen. Hal ini dianggap menjadi solusi menanggulangi sumbatan drainase di Kota Cirebon. Sementara untuk penanganan banjir dari luapan sungai, dapat ditanggulangi dengan melakukan normalisasi pengerukan sungai dan membangun embung. Beberapa titik seperti Drajat, Ciremai Giri, dan Sukalila, perlu diwaspadai secara berkala. Kepala Bidang Kebersihan DKP Agus Hasyim mengatakan, di jalan protokol seperti Jl Cipto, umunya saluran drainase tertutup rapat. Hal ini menghambat pengambilan sampah dan sumbatan lainnya. Karena itu, Agus menawarkan solusi membuat ruang terbuka untuk pengambilan sampah. “Di depan SMAN 2 ada sungai, tapi sekarang dipersempit dan pasti akan ada sumbatan air,” terangnya. Banyak sampah menumpuk di sungai dan drainase. Ketua Bidang Litbang Bappeda Arif Kurniawan ST mengatakan, penanganan banjir dibagi dua strategi besar. Pertama, memperbanyak sumur resapan dan perbaikan drainase. “Ternyata tanah di Kota Cirebon sudah tidak bisa dibuat sumur resapan,” ungkapnya. Strategi kedua, meningkatkan peran serta masyarakat. Tanpa itu, penanganan banjir tidak maksimal. Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kadini SSos menjelaskan, selama ini sumur resapan di beberapa titik tidak maksimal. Untuk menambah sumur resapan dan biopori, KLH mewajibkan pengusaha yang mengajukan izin lingkungan, untuk membuat sumur resapan. Tahun 2013 ini, 50 sumur resapan baru di Kota Cirebon menjadi target KLH. “Ada sumbangan 100 biopori. Ini bisa dimaksimalkan,” bebernya saat rapat. Kepala Bidang Fisik dan Lingkungan Bappeda Yoyon Indrayana menjelaskan, saluran drainase Kesunean, Kalijaga, Kedung Pane, dan Sukalila, mampu menampung beban pembuangan kota. Dengan empat sistem drainase di wilayah itu, luas daerah genangan yang ada di Kota Cirebon sekitar 20 hektare. Bahkan, ada drainase yang berumur 622 tahun tanpa perawatan. Genangan air yang tinggi, kata Yoyon, disebabkan kurangnya pemeliharaan terhadap saluran drainase yang ada. Sehingga, terjadi penurunan kapasitas saluran akibat pendangkalan. Berdasarkan data, tinnggi genangan air yang mencapai satu meter lebih berada di Jl Cipto, Perumnas Gunung, Ciremai Giri, perumahan Sukasari RW 03, perumahan cangkring, Terusan Pemuda-Jl Pemuda, Kesunean-Kriyan, dan perumahan GSP. Sedangkan genangan air yang mencapai setengah meter berada di titik Gunungsari, Jl Merdeka, Jl Buyut, pertigaan tiga Berlian, Kertasemboja, Perumnas Burung, Katiasa-Penggung, Jl Kalitanjung, serta perumahan Taman Nuansa Majasem. (ysf)   FOTO: YUSUF SUEBUDIN/RADAR CIREBON KOORDINASI. Wali Kota Ano Sutrisno memimpin langsung rapat koordinasi penanganan banjir di Kota Cirebon, kemarin.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: