KPU Dinilai Kurang Netral

KPU Dinilai Kurang Netral

Cetak Brosur, Ada Kata “Utama” KUNINGAN – Netralitas KPU dalam menghadapi pilbup 15 September  masih dipertanyakan. Itu menyusul masih menyebarnya brosur sosialisasi pilbup yang bertuliskan kata yang sama dengan akronim pasangan calon. Padahal sebelumnya KPU telah berjanji untuk menarik brosur tersebut. Timses pasangan Rochmat (H Momon Rochmana-HT Mamat Robby Suganda) kemarin (11/7) menunjukkan indikasi kekurangnetralan KPU. Di brosur yang belum lama dicetak itu, terdapat kalimat ‘partisipasi anda sebagai warga Kuningan adalah bagian utama dalam sukses penyelenggaraan pemilihan bupati dan wabup 2013’. “Ada kata ‘utama’ di sana. Padahal waktu di Hotel Grand Purnama kami sudah protes dan KPU berjanji untuk menarik brosur tersebut dari peredaran,” tutur ketua tim pemenangan Rochmat, H Aan Suganda SPd. Jangankah brosur itu ditarik dari peredaran, justru sebaliknya malah tersebar di 376 desa/kelurahan. Ini mengindikasikan adanya keberpihakan KPU terhadap pasangan tertentu. Terlebih bukan hanya brosur melainkan pula baliho dan spanduk terpasang di tiap desa. “Saya berharap, KPU jangan menunjukkan keberpihakan. Kita semua tahu kalau kata utama itu merupakan akronim dari pasangan calon. Jadi mestinya sejak awal tidak menggunakan kata tersebut sebelum mencetak brosur atau spanduk,” tandas wakil ketua tim, Drs Wawan Supratman dari PKB. Baik Aan maupun Wawan, mencurigai sikap KPU yang memilih penggunaan kata tersebut. Terlebih sampai memaksakan penyebarannya mesti sudah diprotes. Kalau memang tidak ada kata lain, maka pihaknya memaklumi. “Padahal tinggal menggunakan kata ‘terpenting’ juga kan bisa. Kaya enggak ada kata lain saja,” ketus Aan. Dia mempermasalahkan hal itu mengingat kata utama sudah menjadi akronim pasangan calon. Protes seperti ini tidak jauh beda dengan protes PDIP dulu terhadap brosur KPU cetakan lama. Di situ dituliskan kata ‘Hati Nurani’ yang mirip dengan nama sebuah partai. Sehingga KPU pun mengubahnya. “Tapi untuk sekarang kok aneh, padahal KPU mencetak brosurnya setelah pendaftaran calon. Artinya mereka tahu akronim sejumlah paslon yang daftar. Akronim-akronim seperti itu sangat sensitif ketika digunakan sekarang-sekarang ini. Seharusnya KPU jeli untuk menunjukkan netralitasnya,” tandas mantan kepala SMPN 1 Kuningan itu. Saat dikonfirmasikan, Ketua KPU Kuningan Endun Abdul Haq MPd menegaskan, bahwa KPU dipastikan netral dalam pemilu apapun. Namun ketika ditanya tentang brosur, dirinya mengatakan sedang kroscek ke stafnya. “Biar analisanya komprehensif tidak keluar persepsi negatif sehingga sekarang saya mesti kroscek dulu ke staf (yang menangani brosur, red),” ungkap Endun. (ded)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: