Ok
Daya Motor

Noise vs. Voice Membedakan Kebijaksanaan di Tengah Ledakan Informasi

Noise vs. Voice Membedakan Kebijaksanaan di Tengah Ledakan Informasi

Noise vs. Voice Membedakan Kebijaksanaan di Tengah Ledakan Informasi-facebook-Radar Cirebon

RADARCIREBON.COM - Pesatnya pertumbuhan teknologi di era digital dalam beberapa tahun terakhir telah mengubah para remaja untuk memperoleh dan mengolah informasi. Kehadiran internet, media sosial, dan berbagai platform digital sangat membuka kesempatan besar bagi akses pengetahuan tanpa batas.

Namun, derasnya arus informasi kerap menimbulkan kelebihan informasi (information overload), di mana remaja dibombardir oleh konten yang bercampur fakta, opini, hingga misinformasi.

Fenomena tersebut menimbulkan tantangan baru. Alih-alih memperluas wawasan, banjir informasi seringkali membuat individu kesulitan dalam membedakan informasi yang bermanfaat (voice) dan informasi yang menyesatkan atau hanya membuat kebisingan (noise).

Akibatnya, banyak remaja mengalami tekanan psikologis, kebingungan dalam mengambil keputusan, bahkan tanpa sadar terjebak dalam penyebaran berita palsu. Temuan internasional di Inggris menemukan bahwa penggunaan media sosial lebih dari 4 jam per hari berkorelasi signifikan dengan penurunan kesehatan emosional dan peningkatan masalah perilaku pada remaja (McNamee et al., 2021).

BACA JUGA:HUT ke-29 Grage Mall: Wajah Baru Grage XXI dan Tenant Kekinian, Dimeriahkan Pesta Durian hingga Dian Anic

Kondisi ini menegaskan bahwa literasi digital tidak lagi sekadar keterampilan tambahan, melainkan merupakan fundamental yang mendasar. Kemampuan untuk memilah dan memanfaatkan informasi dengan bijak menjadi faktor krusial agar generasi muda dapat tetap kritis, sehat secara mental, serta beretika dalam menggunakan teknologi di tengah arus informasi yang semakin padat.

Tantangan Demografi Digital

Di zaman sekarang, mayoritas pengguna media sosial merupakan Gen Z (1997-2012). Dikutip dari Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Kuningan, bahwa 98 persen dari anak-anak dan remaja tahu tentang internet dan 79,5 persen diantaranya adalah pengguna internet (Diskominfo Kabupaten Kuningan, 2024).

Dengan maraknya pengguna sosial media, menyebabkan gejala information overload yang semakin lama menggerus kesehatan mental di generasi muda. Disebutkan oleh Azazz di artikel yang ditulisnya, karena information overload dan seringnya menggunakan sosial media, hal ini dapat dihubungkan dengan kesehatan mental seperti, stress, anxiety, dan depresi (Azazz, 2025).

Saat masa pandemi COVID-19, banyak sekali pihak yang menyebarkan berita-berita yang berlebihan, menimbulkan ketakutan-ketakutan yang muncul pada kalangan generasi tua. Berita digital cukup cepat menyebar di aplikasi-aplikasi media sosial, seperti tiktok dan instagram. Masalah etika juga semakin vital karena menyebabkan kurangnya kemampuan untuk mendeteksi nilai kebenaran yang ada di berita yang beredar.

BACA JUGA:Tiga Pejabat Kuningan Hilang Kontak di Aceh

Menurut studi yang dilakukan oleh mahasiswa di Institut Agama Islam Al-Zaytun Indonesia, “students experience information overload caused by unhealthy use of social media, such as difficulty in processing diverse and complex information, as well as confusion in selecting and assessing the truth of information” (Nuralmi et al., 2023).

Dari kutipan di atas, dapat disimpulkan bahwa banyaknya informasi yang diterima oleh pengguna internet usia sekolah justru memberi dampak yang cukup buruk. Dampak yang timbul adalah susahnya menilai dan memilah informasi mana yang berisi fakta dan hoaks. Selain itu, hal ini dapat menyebabkan kesulitan untuk menerima dan memahami informasi-informasi yang kompleks, seperti berita yang memiliki bobot cukup berat yang menuntut pembaca untuk menganalisis berita tersebut.

Tulisan ini ditujukan untuk menjelaskan fenomena banjir informasi yang sering kali dialami remaja di era digital, serta memaparkan dampaknya terhadap kesehatan mental dan etika berkomunikasi. Selain itu, esai ini juga bertujuan untuk memberikan solusi agar remaja dapat membedakan antara noise dan voice dalam arus informasi, sehingga dapat tumbuh menjadi generasi yang bijak, kritis, dan bertanggung jawab dalam memanfaatkan teknologi digital.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: