PGRI Matangkan Strategi Pendidikan dan Kesejahteraan Guru

KONFERENSI KERJA. PGRI Kabupaten Kabupaten Cirebon menggelar konferensi kerja ke IV jelang konferensi Kabupaten.-Samsul Huda-radarcirebon.com
CIREBON, RADARCIREBON.COM – PGRI Kabupaten Cirebon membahas berbagai isu strategis melalui forum Konferensi Kerja IV tahun 2025. Salah satunya, peningkatan kualitas pendidikan serta kesejahteraan guru. Agenda konferensi kerja ke IV yang digelar di sekretariat PGRI itu dihadiri langsung Ketua PGRI Jawa Barat, H Akhmad Juhana SPd MM Pd.
Ketua PGRI Kabupaten Cirebon, Yeyet Nurhayati SPd, menekankan bahwa seluruh agenda organisasi harus berlandaskan AD/ART PGRI. Menurutnya, konferensi ini bukan sekadar rutinitas tahunan, tetapi menjadi ajang refleksi dan evaluasi program kerja.
"Kami memastikan seluruh kegiatan PGRI tetap berjalan sesuai aturan organisasi, serta menjadi wadah perumusan strategi terbaik untuk peningkatan mutu pendidikan dan kesejahteraan guru," ujar Yeyet, kepada Radar, kemarin.
Sementara itu, Ketua PGRI Jawa Barat, H Akhmad Juhana SPd MM Pd, menyebutkan bahwa konferensi ini merupakan tahapan penting menjelang Konferensi Kabupaten yang akan digelar paling lambat Juni 2025.
BACA JUGA:Yayasan Assunnah Cirebon Gelar Pelatihan Pemulasaran Jenazah
"Forum tertinggi di tingkat kabupaten adalah Konferensi Kabupaten yang berlangsung setiap lima tahun sekali. Konferensi Kerja IV ini menjadi langkah awal dalam mempersiapkan berbagai agenda strategis menjelang konferensi Kabupaten," jelasnya.
Ditempat yang sama Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Cirebon, H Ronianto SPd MM, menyampaikan, pentingnya inovasi dalam program kerja PGRI. Ia berharap organisasi ini tak hanya berperan dalam memperjuangkan hak guru, tetapi juga mampu menghadirkan program konkret yang berkontribusi pada kesejahteraan mereka.
"Kami ingin PGRI terus berkolaborasi dengan Dinas Pendidikan dalam membangun sistem pendidikan yang lebih baik serta memastikan kesejahteraan guru semakin meningkat," katanya.
Roni --sapaan akrab Ronianto juga mengulas perjalanan kesejahteraan guru dari masa ke masa. Menurutnya, pada era 1990-an, profesi guru masih jauh tertinggal dibandingkan profesi lain. Saat itu, hanya sekitar 10 persen guru yang menerima tunjangan sertifikasi.
BACA JUGA:TPP ASN Kabupaten Kuningan Cair Satu Bulan, Wabup Tuti: Kami Harap ASN Bersabar
"Dulu, kesejahteraan guru belum menjadi prioritas. Hanya segelintir guru yang mendapatkan tunjangan sertifikasi. Kini, kondisinya jauh lebih baik, dan ini harus terus ditingkatkan," pungkasnya. (sam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: