“(Semoga) Para aktor intelektualnya juga yang merestuinya dan semua yang terlibat dalam pembantaian sadis (KM50) dan brutal secara langusung maupun tidak langsung,” bunyi doa HRS.
Sementara itu, pengacara Habib Rizieq Shihab, Aziz Yanuar menilai banyak kesamaan kasus penembakan Brigadir Joshua dengan tragedi di KM 50 di Tol Cikampek.
BACA JUGA:Kenapa Mobil Harus Gunakan BBM Beroktan Tinggi Seperti Pertamax? Simak Nih Penjelasannya
Salah satu bentuk kesamaannya yaitu pola yang digunakan untuk menutup kasus KM 50, sebagai modus juga untuk menutupi fakta dalam kasus Ferdy Sambo.
Sayangnya dalam kasus penembakan Ferdy Sambo tak ada kepentingan politik sehingga sangat mudah untuk dibongkar kejahatan Ferdy Sambo.
“FS lupa, bahwa pola yang digunakan dalam kasus KM 50 itu adalah modus rekayasa yang disepakati bersama oleh para pelaku dan penguasa politik. Sementara dalam kasus dirinya, tidak ada kepentingan politik penguasa,” kata Aziz dalam keterangannya.
Aziz Yanuar menuturkan, pola yang digunakan Ferdy Sambo itu yakni tembak menembak, sama halnya seperti insiden KM 50.
BACA JUGA:Cegah Tawuran Pelajar di Kota Cirebon, Petugas Polsek Kesambi Berjaga Bawa Tongkat Rotan
Pola dan modus seperti itu digunakan Ferdy Sambo itu, kata Aziz, karena diduga ada intervensi dan skenarionya Ferdy Sambo dalam menyusun penyelidikan KM 50 sehingga bisa melumpuhkan hukum kala itu.
“Maka FS menggunakan templete, modus, pola yang sama untuk menutupi peristiwa di rumah dinasnya. Karena FS mengira, dulu dalam kasus KM 50, di mana dia menjadi bagian yang menjustifikasi skenario tembak menembak, berhasil melumpuhkan hukum,” ujar Aziz.
Seperti diketahui, Kapolri Listyo Sigit Prabowo telah menetapakan tersangka 4 pelaku pembunuhan Brigadir Joshua. Keempat tersangka itu, salah satunya Irjen Ferdy Sambo.
Keempat tersangka ini memliki peran berbeda dalam menghabisi nyawa Brigadir Joshua.
Peran Bharada Eliezer yaitu melakukan penembakan terhadap Brigadir Joshua dan RR turut membantu dan menyaksikan penembakan, sementara KM turut membantu dan menyaksikan penembakan Brigadir Joshua.
Lalu, Ferdy Sambo, menyuruh melakukan penembakan dan menskenario peristiwa tersebut seolah-olah terjadi tembak-menembak.
Adapun motif Ferdy Sambo memerintahkan ajudannya membunuh Brigadir Joshua masih terus didalami.
Hasil pendalaman Timsus ternyata tidak pernah ada peristiwa baku tembak sebagaimana yang pernah disampaikan Polres Metro Jakarta Selatan. Hingga saat ini, penyidik sudah menetapkan 4 pelaku menjadi tersangka.