Kinerja Impresif Ekonomi Jadi Kado Manis Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia

Sabtu 20-08-2022,08:42 WIB
Editor : Yuda Sanjaya

Pada tahun 2022 telah dialokasikan anggaran PC-PEN sebesar Rp455,62 triliun yang diantaranya sebesar Rp64,68 triliun dialokasikan untuk melanjutkan pemberian dukungan bagi UMKM dan korporasi.

Dengan jumlah pelaku UMKM mencapai tidak kurang dari 60 juta dan kontribusi terhadap PDB mencapai 60,51% serta penyerapan tenaga kerja yang mencapai 96,9% dari total penyerapan tenaga kerja nasional, UMKM memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian nasional dan menjadi salah satu pondasi dasar perekonomian bangsa yang kokoh serta terbukti memiliki daya tahan pada setiap masa krisis.

Dalam rangka menaikkan kelas dan daya saing UMKM, Pemerintah melalui berbagai inisiatif dan kebijakan terus mendorong UMKM untuk mengadopsi teknologi digital agar mampu memasarkan produknya melalui media digital atau e-commerce.

Hingga Mei 2022, persentase UMKM on boarding telah mencapai 63,7 % dari total target digitalisasi UMKM sebanyak 30 juta atau telah mencapai 29,8% dari total jumlah UMKM.

BACA JUGA:Awal Mula Gangguan Tiroid Bisa Disebabkan oleh Kondisi Kuku, Kok Bisa?

Selain itu, dalam program pengentasan kemiskinan ekstrem terutama bagi masyarakat yagn paling terdampak pandemi Covid-19, Pemerintah telah menyalurkan Bantuan Tunai bagi Pedagang Kaki Lima, Warung, dan Nelayan (BT-PKLWN) untuk mendorong daya beli, kelangsungan usaha, dan penghidupan masyarakat pelaku usaha mikro di daerah yang terdampak pandemi.

Program yang juga melibatkan TNI dan Polri tersebut, disalurkan dalam bentuk bantuan tunai sebesar Rp600.000,00 kepada 2,76 juta penerima yang terdiri dari 1 juta PKL-W dan 1,76 juta nelayan yang tersebar pada 25 provinsi dan 212 kota/kabupaten.

Meskipun berbagai indikator perekonomian nasional telah menunjukan tren pemulihan yang cukup atraktif, namun pada tahun 2022 dunia dihadapkan pada tantangan multidimensi yang memiliki kompleksitas tinggi yakni The Perfect Storm atau 5C yakni Covid-19, Conflict, Climate Change, Commodity Prices, dan Cost of Living.

Krisis dan ketidakpastian global tersebut berdampak pada disrupsi rantai pasok global serta menyebabkan krisis pangan, energi, dan keuangan. Lembaga IMF juga telah memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2022 dari 3,6% menjadi 3,2% dan memproyeksikan inflasi yang lebih tinggi.

BACA JUGA:Inilah Cara Mencegah Penyakit Jantung Sejak Dini

Pemerintah memberikan respon yang cepat terhadap kondisi krisis global tersebut dan terus melanjutkan upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional.

Bauran kebijakan extraordinary yang diambil Pemerintah membuahkan kinerja impresif dengan pertumbuhan ekonomi yang mencapai sebesar 5,01% (yoy) pada Q1-2022 dan terus melanjutkan performanya pada Q2-2022 yang tercatat sebesar 5,44% (yoy), bahkan berdasarkan PDB harga konstan sebesar Rp2.924 triliun pada Q2-2022 tersebut mampu melampaui capaian sebelum pandemi.

“Pertumbuhan ekonomi kita extraordinary dan mampu mencapai 5,44%, lebih baik dari banyak negara lainnya. Hal tersebut dapat kita capai karena kita menangani Covid-19 dengan jalur yang berbeda dari negara lain,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi pada Q2-2022 didukung dengan capaian tertinggi pada sisi produksi yang berasal dari lapangan usaha transportasi dan perdagangan yang meningkat 21,27% (yoy).

BACA JUGA:Umar Patek Bulan Ini Bebas, Perdana Menteri Australia Protes

Sedangkan pada sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi terjadi pada ekspor barang dan jasa yang meningkat hingga 19,74% (yoy) dengan adanya peningkatan harga komoditas serta penguatan kapasitas output.

Kategori :