Ikan yang mencapai ukuran tersebut umurnya diperkirakan sudah mencapai belasan bahkan puluhan tahun karena jenis ikan ini dikenal memiliki pertumbuhan yang lambat.
BACA JUGA:Video Rekaman CCTV Pria Mencoba Membakar SPBU Tangkil di Cirebon, Lihat di Sini
Jenis ikan ini sudah tergolong langka. Boleh jadi karena itulah, harganya di pasaran tergolong mahal. Juga tidak sembarangan dapat dikonsumsi.
Meski harganya relatif mahal, ikan Dewa yang diabadikan sebagai relief di dinding Candi Borobudur ini belum banyak dibudidayakan oleh pembudidaya ikan.
Padahal, sudah sejak tahun 2011 lalu Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui SK No: 66/Men/2011 tertanggal 29 November 2011 telah merilis jenis Ikan Torsoro (Tor Soro,Valenciennes) ini.
Agus Rochdianto, Penyuluh Perikanan Madya di Tabanan dalam artikel di Kementerian Kelautan dan Perikanan menjelaskan, dalam rangka pembinaan populasi Ikan Dewa (Tor soro) Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluhan Perikanan (BRPBATPP) Bogor.
BACA JUGA:Tanggapi Kenaikan BBM, Wapres Ma'ruf Amin: Sebetulnya Bukan Kenaikan, Normalisasi Harga
Riset itu, bekerjasama dengan Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC) juga telah melakukan translokasi ikan dewa yang masih berupa anakan dari kolam pemijahan Cijeruk Bogor ke dalam kawasan TNGC.
Translokasi tersebut merupakan salah satu upaya konservasi ikan dewa agar tetap terjaga kelestariannya di alam khususnya di Kawasan TNGC sehingga tetap terjaga menjadi kebangaan masyarakat Kuningan (Jawa Barat).
Sebab, di Kabupaten Kuningan, ikan Dewa banyak ditemukan di kolam pemandian keramat di kolam Cibulan, Cigugur, Pasawahan, Linggajati, dan Darmaloka.
Mitos Ikan Dewa Cibulan
Oleh masyarakat sekitar, ikan ini dipercaya sebagai penjelmaan prajurit Prabu Siliwangi atau Raja Pajajaran.
BACA JUGA:Rekaman CCTV SPBU Tangkil Cirebon yang Hendak Dibakar Pria Plontos, Api Sempat Berkobar
BACA JUGA:Kelakuan Oknum Kepsek Hingga Tukang Sapu Ini Sungguh Biadab, Korbannya Bocah 10 Tahun