Radarcirebon.com, BEKASI – Kegagalan pengereman jadi penyebab kecelakaan beruntun truk tangki bahan bakar minyak (BBM) Pertamina di Jalan Transyogi, Cibubur, Bekasi, beberapa waktu lalu.
Hal tersebut merupakan kesimpulan dari hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Pelaksana Tugas Ketua Sub Komite Investigasi Kecelakaan Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Ahmad Wildan menyebut, pengemudi merasakan rem kurang pakem, karena kampas rem sudah tipis, sehingga persediaan udara tekan di tabung berada di bawah ambang batas.
BACA JUGA:Charly dan Nunung Alvi Buka Gala Diner TTG XXIII di Pendopo Bupati Cirebon
"Jadi, sopir tak cukup kuat melakukan pengereman," ujar Ahmad Wildan saat jumpa pers di Jakarta Pusat, Selasa 18 Oktober 2022.
Wildan menjelaskan truk berada di jalur lambat dan di sisi kirinya terdapat trotoar yang cukup tinggi saat terjadi kecelakaan.
Sementara itu, sopir mengalami kepanikan saat melihat beberapa mobil di depannya karena dirinya tengah membawa muatan BBM jenis Pertalite 24 ribu liter.
BACA JUGA:Anggota Brimob Sindir Oknum Polisi yang Coreng Nama Baik Polri: Otakmu Dimana?
Wildan melanjutkan, akibatnya truk menabrak dua mobil karena sopir tidak dapat mengendalikannya.
"Saat menabrak dua mobil, truk tersebut tidak berhenti. Pengemudi juga mengalami kepanikan luar biasa karena muatan yang dibawa adalah BBM yang mudah terbakar, sementara sebelah kiri adalah trotoar cukup tinggi yang jika dibanting ke kiri resiko kendaraan meledak dan terguling," ujar Wildan.
Wildan menyebut sebenarnya langkah yang dilakukan sang sopir saat berada di jalur lambat sudah tepat.
Namun, saat sopir tersebut mengarahkan kemudi ke lajur cepat kembali untuk dapat terlepas dari dua mobil yang ditabrak, hal tersebut menjadi tindakan fatal.
Hal itu karena jumlah kendaraan yang ditabrak menjadi lebih banyak, termasuk beberapa sepeda motor yang sedang menunggu lampu lalu lintas.
BACA JUGA:G20 SOE Conference: Professor Harvard Apresiasi Peran BRI Tingkatkan Inklusi Keuangan di Indonesia
"Pengemudi secara refleks membelokkan kemudi ke arah kanan, untuk terlepas dari kendaraan yang ditabraknya. Namun, ternyata di lajur kanan terdapat kerumunan kendaraan sehingga tabrakan tak terhindarkan," tambah Wildan.
Wildan juga mengungkapkan, secara umum, penyebab kegagalan pengereman tersebut ada dua.
Pertama, penurunan udara tekan dipicu oleh adanya kebocoran pada "solenoid valve" klakson tambahan.
Kedua, akibat kerusakan berupa "travel stroke" pada kampas rem.
BACA JUGA:Pengelola Pasar Harjamukti Sudah Mengindentifikasi Pelaku Pembobolan Kios
Dua hal tersebut yang membuat pengemudi melakukan pengereman berulang kali saat menghadapi gangguan lalu lintas itu.
Sebelumnya kecelakaan maut terjadi di Jalan Raya Alternatif Transyogi Cibubur, Bekasi, Jawa Barat, pada Senin 18 Juli 2022 sekitar pukul 15.55 WIB.
Akibat peristiwa tersebut sebanyak 10 orang meninggal dunia dan lima orang lainnya mengalami luka-luka. (jun)