CIREBON, RADARCIREBON.COM - Berawal dari banyaknya pengrajin gerabah atau tembikar (tanah liat) di Desa Sitiwinangun, Kecamatan Jamblang, Kabupaten Cirebon. Membuat pemuda bernama Sujana (26) berinovasi menggabungkan minuman kopi dengan gerabah (tembikar), sehingga terciptalah kopi tembikar.
Apalagi, ujar Sujana, mayoritas masyarakat Desa Sitiwinganun adalah seorang pengrajin, baik pengrajin gerabah, pengrajin ban bekas, batu bata dan sebagainya. Sehingga tidak heran banyak dijumpai berbagai bentuk kerajinan gerabah di sepanjang jalan desa Sitiwinangun. Tetapi Sujana masih menyayangkan bentuk dan motif kerajinan tembikar yang kala itu masih itu-itu saja yakni masih jenis abangan. Artinya, belum banyak jenis yang baru dan kurang menarik.
“Dari situ saya jadikan kopi tembikar sebagai upaya untuk membantu para pengrajin gerabah untuk bisa menjual produknya lebih kekinian dan menarik melalui minuman kopi,”ujar Sujana kepada Radar Cirebon, kemarin.
Kopi tembikar buatannya dapat membantu pengrajin gerabah untuk terus berinovasi melalui ekonomi kreatif. Seni menyeduh kopi. Lalu, tradisi masyarakat dalam menyajikan kopi nusantara. Teman berdiskusi (Ngopi bareng). Minum kopi sudah menjadi bagian gaya hidup (lifestyle).
BACA JUGA:Aan Jadi Ketua KNPI Kabupaten Cirebon, Fathan: Sudah Saatnya Cirebon Dedangdan
“Kuliner menjadi salah satu subsektor ekonomi kreatif yang terus tumbuh dengan pesat. Bahkan kuliner dikategorikan sebagai industri yang abadi. Sebab kuliner bukan lagi sekedar kebutuhan, namun sudah menjadi gaya hidup. Salah satu subsektor kuliner yang sedang tumbuh dengan pesat, bahkan menjadi gaya hidup baru masyarakat adalah kopi nusantara,”tuturnya.
Dikatakannya, saat ini bisnis kopi adalah bisnis yang cukup menggiurkan. Karena dimasa ini kopi bukan lagi kebiasaan untuk menghilangkan kantuk, tapi sudah menjadi life style. Kedai, warung, atau tempat ngopi menjamur. Ada yang skalanya kecil, hanya sebatas warung di ujung gang dengan kursi-kursi panjang atau kedai dekat kampus dengan layanan wifi yang cepat, hingga tempat kumpul - kumpul keren yang ada di mall, hotel berbintang, maupun kafe – kafe di jalan utama.
Sujana juga mengaku berterimakasih atas binaan dan pelatihan yang diberikan oleh PT.Astra Internasional.
Sehingga Sujana berhasil memasarkan produknya hingga ke beberapa Daerah di Indonesia. “Alhamdulillah berkat pelatihan yang diberikan Astra, seperti pelatihan fotografi cara memfoto produk yang menarik, bagaimana kemasan produk yang menarik hingga pemasarannya, kopi tembikar akhirnya dikenal masyarakat luas,”ucap Sujana.
BACA JUGA:7 Desa Paling Maju di Majalengka, Dapat Hadiah Mobil dari Ridwan Kamil
Dalam mengembangkan usaha, lanjut Sujana, diperlukan adanya inovasi dan penyegaran pola bisnis dari para pelaku UMKM (Usaha Kecil Mikro Menengah), khususnya dikala pandemi Covid-19, dimana terjadi perubahan pola konsumsi barang dan jasa masyarakat yang awalnya offline menjadi online. “Waktu pandemi Covid-19, pelaku UMKM sudah pasti terdampak dan kesulitan dalam menjalankan usaha di saat perekonomian terganggu,”katanya.
Untuk itulah perubahan kondisi yang ada seyogyanya diikuti dengan inovasi pelaku UMKM agar dapat bertahan bahkan berkembang. Tentunya dengan mengoptimalkan teknologi dan digitalisasi.
“Disinilah, pihak Astra memainkan peran untuk mendukung para pelaku ekonomi lokal, seperti binaan dan pelatihan,” lanjut Sujana.
Menurut Sujana, Kopi tembikar berdiri sejak tahun 2019 silam. Kopi Tembikar adalah produk universal yang dapat dikonsumsi oleh semua kalangan masyarakat, baik laki-laki maupun perempuan, tanpa membedakan agama, suku, ras, usia, dan lain-lain.
BACA JUGA: BRI Kolaborasi bersama Bio Farma Sediakan Fasilitas Business Card dalam Marketplace Farmasi Medbiz
“Masyarakat Cirebon dengan berbagai perilaku, kelas sosial, gaya hidup serta
kepribadian dapat menikmati Kopi Tembikar, karena Kopi Tembikar adalah minuman siap santap yang disajikan dengan alat tradisional sehingga dapat dinikmati oleh berbagai kalangan serta tidak menghilangkan nilai-nilai tradisi,”jelas Sujana yang juga alumnus S1 Pendidikan Seni Rupa Unnes Semarang.
Dengan ciri khas kopi tembikar itu, Sujana juga mengajak anak muda untuk terus produktif mengembangkan potensi unggulan desa agar konsisten menembus pasar dunia.
Pihaknya berbarap apa yang ia lakukan menjadi pemicu semangat bagi UMKM untuk tetap berjuang menembus pasar global di masa mendatang. “Diharapkan pula dapat memantik minat para pengusaha untuk memfasilitasi pasar ekspor UMKM,”tukasnya
BACA JUGA:7 Cafe Instagramable di Cirebon yang hits dan kekinian, Bikin Betah Nongkrong