Namun hal tersebut berbeda bagi wilayah Kuningan yang masih dianggap dibawah kekuasaan Kerajaan Pajajaran.
BACA JUGA:Makam Senjata Kerajaan Pajajaran Ada di Cirebon, Berasal dari Era Prabu Siliwangi
Kewajiban membayar upeti dan pajak masih harus diserahkan kepada kerajaan yang dipimpin Prabu Siliwangi tersebut.
Untuk penarikan pajak dan upeti dari Kuningan, Prabu Siliwangi mewakilkan kepada Prabu Cakraningrat dari Kerajaan Rajagaluh.
Kemudian, Prabu Cakraningrat mengutus patihnya yang bernama Adipati Arya Kiban ke Kuningan untuk mengambil upeti dan pajak.
Namun ternyata, Adipati Kuningan yang bernama Adipati Awangga menolak mentah-mentah, tidak mau membayar pajak dengan alasan bahwa Kuningan sekarang masuk wilayah Kesultanan Cirebon.
Sebagai akibat dari penolakan itu, maka terjadilah perang tanding antara Adipati Awangga dan Adipati Arya Kiban.
BACA JUGA:Kisah Ki Jagabaya Diperintah Prabu Siliwangi Menagih Pajak ke Cirebon, Misi Justru Berubah
Dalam perang tanding keduanya sama-sama memiliki kesaktian, kekuatannya seimbang sehingga perang tanding tidak ada yang kalah atau yang menang.
Tempat perang tanding sekarang dikenal sebagai Jalaksana, artinya jaya dalam melaksanakan tugas.
Perang tanding Adipati Arya Kiban dan Adipati Awangga, kemudian sampai ke telinga Sunan Gunung Jati.
Sunan Gunung Jati kemudian mengutus anaknya Arya Kemuning yang dikenal sebagai Syeh Zainal Akbar alias Bratakalana untuk membantu Adipati Awangga dalam perang tanding tersebut.
Dengan bantuan Arya Kemuning akhirnya adipati Arya Kiban dapat dikalahkan.
BACA JUGA:Makam Nyi Kentring Manik Mayang Sunda, Ada Versi Buniwangi dan Gunung Putri
Adipati Arya Kiban melarikan diri dan menghilang di daerah Pasawahan di sekitar Telaga Remis, sebagian prajuritnya ditahan dan sebagian lagi dapat meloloskan diri ke Rajagaluh.
Itulah sejarah berdirinya Desa Jalaksana yang menarik untuk disimak, terlepas mana yang benar, catatan sejarah menjadi bagian tentang berdirinya suatu wilayah. *