Ketika sampai, dilihatnya Ki Perwata sedang membuat boboko (tempat nasi dari anyaman bambu).
Ketika hendak diajak berangkat seba, Ki Perwata malah menyuruh mereka berdua untuk pergi duluan.
Mendengar jawaban tersebut, keduanya marah dan menendang boboko tersebut, kemudian mereka berangkat.
Namun ketika mereka berdua sampai di Cirebon, ternyata Ki Perwata sudah sampai duluan.
BACA JUGA:Sejarah Desa Keraton, Desa yang Gagal Jadi Keraton
Ketika ditanya naik apa? Ki Perwata menjawab naik kuda, tetapi kuda yang disebut berupa sebuah pohon kelapa yang terikat di dekat sumur kejayaan.
Kejadian tersebut, ternyata menjadi ciri khas bagi Desa mindi hingga sekarang dalam pembuatan boboko.
Boboko buatan Desa Mindi memiliki keunikan, tidak berdiri tegak alias miring karena sejarah yang pernah terjadi.
Karena berhubungan dengan sejarah boboko yang sedang diayam Ki Perwata, mendapat tendangan dari dua sahabatnya itu.
Itulah sejarah Desa Mindi yang merupakan bagian dari Kecamatan Leuwimunding, Kabupaten Majalengka.*