Dengan izin Mbah Kuwu Cirebon atau Pangeran Walang Sungsang, Nyi Mas Baduran dipersilahkan membabat hutan rimba yang tak bertuan tersebut.
Lokasinya terletak di sebelah utara Pelabuhan Muara Jati atau yang sekarang Wilayah Celangcang.
BACA JUGA:Sejarah Desa Hulubanteng, Kepala Hewan Penjaga Kerajaan Yang Ditebas Syekh Magelung Sakti
Sebelum berangkat, Nyi Mas Baduran dibekali selendang sakti oleh Mbah Kuwu Cirebon.
Selendang tersebut akan sangat berguna dalam melaksanakan tugasnya untuk membuka lahan hutan tersebut.
Sesampainya di lokasi, Nyi Mas Baduran seorang diri menebang pohon dan mengumpulkan rerumputan kering.
Membuka hutan seorang diri untuk dijadikan persinggahan pasukan Demak, cukup melelahkan bagi Nyi Mas Baduran.
Sehingga dirinya berinisiatif untuk membakar hutan ilalang supaya pekerjaan lebih cepat.
BACA JUGA:Sejarah Desa Bugis Indramayu, Pengabdian Prajurit Pelarian di Hutan Darma Ayu
Ketika rumput ilalang terbakar, asap kemudian membumbung tinggi ke angkasa.
Untuk mempercepat proses pembakaran, Nyi Mas Baduran mengibaskan selendangnya ke bara api agar cepat merambat.
Nyi Mas Baduran sambil berucap, dimana bara api tersebut berhenti, maka tempat tersebut adalah tanah Baduran.
Setelah semua terbakar dan padam, Nyi Mas Baduran kemudian berkeliling untuk memastikan batas-batas wilayahnya dan akhirnya bara tersebut sampai di wilayah Desa Bojong dan batas Desa Bakung.
Namun penguasa Desa Bakung yang saat itu Kigede Bakung merasa tersinggung, Nyi Mas Baduran disebutnya telah berusaha merampas tanahnya.
BACA JUGA:Sejarah Desa Jalaksana, Ketangguhan Ayam Milik Sultan Matangaji dan Perang Tanding Dua Jawara
Sehingga terjadi perkelahian antara Ki Gede Bakung dengan Nyi Mas Baduran.