BACA JUGA:Pertarungan 38 Raja Berebut Untuk Menjadi Suami Nyi Mas Gandasari
Tempat yang awalnya persinggahan, akhinya menjadi sebuah pedukuhan yang ramai akan penduduknya.
Dan pada tahun 1565, Baduran resmi menjadi sebuah desa yang dikepalai oleh seorang Kuwu bernama Kuwu Wertu.
Kemudian pada tahun 1576, Desa Baduran dinaikkan statusnya menjadi pedemangan dengan seorang Demang Pangeran Jaya Lelana menjadi Demang yang bergelar Adipati Suranenggala.
Tahun 1782, Kesultanan Cirebon sudah sedikit dikuasai oleh pihak Belanda dengan Jendral Van Hotman sebagai Ajudan dari Dengles.
Jendral Van Hotman kemudian, memerintahkan agar pademangan Baduran dihilangkan dan diambil alih kekuasaannya oleh Residen Cirebon yang bermarkas di Kerucuk sekarang.
BACA JUGA:Mencari Suami Lewat Sayembara, Nyi Mas Gandasari Memilih jadi Perawan Sunti
Dan tanah Baduran dibagi menjadi 2, Karang Reja, dan tanah Baduran.
Nama Baduran berganti menjadi Bedulan menggunakan logat Belanda dan Bedulan menjadi Desa kembali.
Kemudian pada tahun 1952, Bedulan dipecah menjadi 2 bagian yaitu Desa Suranenggala Kidul atau Bedulan Kidul dan Suranenggala Lor atau Bedulan lor.
Kemudian pada tahun 1982 Bedulan Lor dipecah kembali menjadi 2 desa, yaitu Suranenggala Lor dan Suranenggala dan Bedulan Kidul dipecah menjadi 2 desa pula, yaitu Desa Suranenggala Kidul dan Suranenggala Kulon.
Dan menurut Perda no 17/02/12/tahun 2006, Suranenggala dijadikan nama kecamatan secara resmi.*