Petani Garam Rawaurip Cirebon Menagih Janji Moeldoko yang Diucapkan 2 Tahun Lalu

Senin 27-03-2023,12:00 WIB
Reporter : Deny Hamdani

Menurutnya, banjir rob adalah masalah utama petani garam. Bahkan, pada tahun 2022 kemarin, sambung Jaenudin, petani garam sudah sangat lengkap masalahnya, karena selain rob juga kemarau basah. 

“Sehingga, selama satu tahun tidak ada yang menggarap lahan garam karena cuaca yang tidak mendukung,” ujar Jaenudin.

Menurutnya, saat ini petani garam tengah mempersiapkan untuk menggarap tambak garam karena tengah mengalami peralihan dari musim hujan ke kemarau. 

“Harusnya tanggul pantai dibangun sejak tahun kemarin. Sekarang kita sedang persiapan garap tambak, tetapi lagi-lagi ada kekhawatiran adanya banjir rob lagi selama tanggul pantai belum dibangun,” tuturnya.

Diungkapkannya, jumlah seluruh lahan tambak garam yang ada di Desa Rawaurip sekitar 500 hektare. 

Dengan adanya banjir rob, sambungnya, sisa lahan garapan petani garam tinggal 2/3 dari lahan yang ada karena sebagian menjadi lahan tidur. 

BACA JUGA:Saham Bandara Kertajati Majalengka Akan Dijual ke Luar Negeri? Begini Tanggapan Daddy Rohanady

“Banyak petani garam yang tidak memfungsikan tambaknya, karena jika memaksakan menggarap lahan untuk produksi garam, akan merugi karena jika tiba-tiba gelombang pasang air laut datang maka lahan para petani garam akan tenggelam,” tuturnya. 

Petani garam lainnya, Surian mengatakan, Kepala Staf Presiden (KSP) menjanjikan akan membangun breakwater di sepanjang Pantai Desa Rawaurip. 

Tetapi, lanjut Surian, hingga saat ini rencana pembangunan breakwater itu hanya sebatas wacana. 

Surian meminta para pejabat yang datang ke desa tidak hanya memberikan janji-janji tanpa ada bukti. 

“Kenyataan saat ini para petani garam tidak bisa menggarap lahan milik mereka karena lahan mereka diterjang banjir rob,” ujarnya.

Kategori :